Liputan6.com, Kuala Lumpur - Presiden Amerika Serikat Barack Obama membenarkan bahwa seorang warganya menjadi korban dalam drama penyanderaan dan penyerangan di Hotel Radisson Blu, Mali pada Jumat 20 November 2015 malam.
"Tewasnya satu warga Amerika membuat tekad untuk memerangi terorisme semakin kuat," kata Obama seperti dikutip dari Los Angeles Times, Sabtu (21/11/2015).
Baca Juga
Sebelumnya Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sudah mengumumkan ada 1 warga AS yang tewas dalam drama penyanderaan tersebut. 3 Lainnya dilaporkan dari China.
Advertisement
Dalam keterangannya usai menggelar rapat darurat dengan jajaran menterinya, Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita mengatakan total korban tewas 21 orang, termasuk 2 pria penyandera.
Laporan sebelumnya menyebutkan sedikitnya 27 orang meninggal dunia. Sebab, seorang pejabat PBB yang berbicara tanpa bisa dikemukakan identitasnya, mengatakan 12 jenazah ditemukan di basement hotel dan 15 jasad lain ada di lantai dua.
Sebelumnya dilaporkan CNN dan Reuters, korban jiwa dalam drama penyerangan tersebut ada 22 orang.
Pada kesempatan itu, Obama juga memuji kerja pasukan keamanan diplomatik Amerika, Perancis dan PBB dalam mengakhiri drama penyanderaan di sebuah hotel ternama di Ibukota Bamako. Ia mengaku langkah bangga dengan langkah yang diambil guna menghentikan pertumpahan darah berkelanjutan.
"Seperti serangan keji yang terjadi di Paris, kita melihat terlalu sering terjadi serangan di tempat lain. Ini adalah pengingat mengerikan terhadap aksi terorisme yang mengancam banyak negara," ucap Obama.
"Sekali lagi, kebiadaban ini membuat tekad semakin kuat untuk membasmi terorisme. Kami akan mendukung orang-orang dari Mali, karena mereka berupaya membersihkan negaranya dari teroris dan terus memperkuat demokrasi," imbuh Obama.
Dalam sambutan di acara ASEAN Summit, Obama juga mengisyaratkan Amerika begitu antusias dalam memerangi terorisme.
"Saya melihat sepanjang perjalanan saya ke berbagai negara di dunia, termasuk pada negara-negara perwakilan dalam pertemuan ini, mereka bersatu dalam tekad untuk melindungi rakyat, menghilangkan ideologi kebencian yang memicu terorisme, dan mendukung nilai-nilai toleransi universal," papar Obama.
"Ini adalah pekerjaan yang harus kita lakukan bersama-sama," pungkas Obama.
(Tnt/Yus)