Liputan6.com, Manila - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam KTT ke-18 ASEAN Plus Three di KLCC, Sabtu, 21 November 2015, mengusulkan 3 prioritas kerja sama ASEAN Plus Three ke depan, yaitu di bidang perdamaian dan keamanan kawasan, pariwisata dan pendidikan.
Jokowi menyambut baik terselenggaranya Trilateral Summit pada awal November 2015, sebagai konsultasi politik antara RRT-Jepang-Republik Korea untuk membentuk dukungan terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan.
"Interaksi seperti ini perlu didorong dalam mengatasi berbagai tantangan keamanan di kawasan," kata Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Sabtu (21/11/2015).
Advertisement
Di bidang kerja sama pariwisata, Jokowi mengaku menyambut baik rencana penandatanganan Memorandum of Cooperation (MoC) ASEAN Plus Three untuk kerja sama pariwisata tahun 2016.
"Hal ini akan dorong peningkatan kerja sama pariwisata dengan harapan pencapaian target sampai dengan USD 3,5 triliun pada tahun 2024," jelas dia.
Jokowi juga berharap kerja sama di pendidikan dapat mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan, dengan cara mendorong pembentukan jejaring universitas di kawasan.
"Tekankan pentingya peningkatan people-to-people contacts dengan merangkul lembaga think-tank, akademis, dan masyarakat madani," papar suami Iriana Jokowi itu.
Selain itu, mantan gubernur Solo itu juga menyampaikan apresiasi atas dukungan ASEAN Plus Three terhadap inisiatif Indonesia mengenai EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation yang akan disahkan pada KTT ke-10 Asia Timur.
"Saya percaya kerja sama ASEAN Plus Three yang efektif dan konkret akan membawa kedamaian dan kemakmuran bagi kawasan Asia Timur," tuturnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Jokowi atas dukungan penuh negara Plus Three, dalam upaya pembangunan dan perwujudan Masyarakat ASEAN 2015.
Pertemuan ASEAN Plus Three ini juga dihadiri Perdana Menteri Malaysia, Ketua ASEAN Najib Abdul Razak, Para Kepala Negara dan Pemerintahan negara-negara ASEAN Plus Three, Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Republik Korea Park Geun Hye. (Tnt/Yus)