Liputan6.com, Sao Paolo Gelombang berisi lumpur racun dari Sungai Rio Doce, Brasil, akibat jebolnya tanggul di Minas Gerais, tenggara Brasil, kini telah mencapai Samudera Atlantik. Hal itu membuat sejumlah aktivis lingkungan hidup khawatir.
Limbah itu telah berkelana sepanjang 500 kilometer semenjak bendungan tambang besi jebol dua minggu lalu. Samarco, pemilik tambang, mengatakan telah berusaha menyelamatkan ekosistem dengan membangun tanggul penahan di sepanjang pinggir sungai.
Para pekerja juga telah menggali mulut sungai lebih dalam agar lumpur tertahan sebelum mereka ke laut.
Advertisement
Samarco bersikeras bahwa lumpurnya tidak beracun. Namun, tes mengatakan sebaliknya. Dalam air ditemukan besi dan alumunium yang takarannya melebihi batas maksimum, sehingga dapat membahayakan makhluk hidup.
Baca Juga
Hal itu juga ditekankan oleh Andres Ruchi, ahli biologi maritim yang mengatakan, limbah itu bisa menghancurkan kehidupan laut sesaat mereka memasuki samudera. Padahal, hilir sungai Rio Duce adalah tempat melahirkan dan bereproduksi hewan-hewan laut. Termasuk satwa yang dilindungi seperti penyu leher kulit, lumba-lumba, dan paus.
"Aliran Sungai Rio Duce membawa nutrisi yang baik untuk kehidupan laut," tutur Ruchi kepada BBC, Minggu (22/11/2015).
"Kehidupan di sungai juga hilang. Beberapa spesies endemik dikabarkan hilang," tambah dia.
Jebolnya bendungan itu telah membawa bahan-bahan berbahaya seperti besi dan silika. Apalagi bulan-bulan ini adalah hari-hari di mana spesies langka penyu kulit leher akan bertelur di pantai.
Saat tambang itu jebol, 11 orang tewas dan 12 dilaporkan hilang. Samarco adalah perusahaan tambang patungan Vale dari Brasil dan BHP Biliton dari Inggris dan Australia.
Perusahaan itu setuju untuk membayar kompensasi sebesar AS$ 260 juta. Uang tersebut rencananya akan dibuat untuk membersihakan sungai dan kompensasi bagi keluarga yang terkena dampaknya.
Komite Dam Brasil menyebut, jebolnya bendungan Samarco bisa menjadi yang terburuk yang pernah terdaftar di Brasil.
Sebelum ini, bencana bendungan mematikan di negara itu terjadi pada 1986. Ketika itu bendungan Mina de Fernadinho ambrol dan menewaskan 7 orang. (Rie/Sun)