Liputan6.com, New Jersey - Vokalis utama band rock Eagles of Death Metal akhirnya bersuara mengenai kejadian teror Paris yang merenggut 89 nyawa fansnya di gedung pertunjukan Bataclan. Ia menuturkan penontonnya kocar-kacir. Bahkan tak sedikit yang bersembunyi di ruang ganti.
Dalam sebuah wawancara yang emosional, ia menggambarkan hanya ada satu orang yang selamat di ruang ganti itu. Ia bersembunyi di balik jaket kulit sang vokalis.
Baca Juga
Sebanyak 89 tewas dari 129 korban keseluruhan teror Paris yang terjadi pada 13 November. Mereka adalah fans berat grup musik cadas dari Amerika Serikat itu.
Advertisement
Baca Juga
"Beberapa orang sembunyi di ruang ganti. Dan malangnya, si pembunuh berhasil menemukan mereka. Ia menghujani fansku itu dengan peluru. Mereka semua dibantai hingga mati, kecuali satu anak yang sembunyi di balik jaket kulitku," kata Jesse Hughes kepada majalah Vice, seperti dilansir The Guardian, Minggu (22/11/2015).
"Orang-orang banyak yang bermain pura-pura mati. Karena mereka begitu takut, 1 alasan kenapa banyak yang tewas karena mereka tak bisa meninggalkan temannya. Banyak orang menjadi tameng sahabat-sahabatnya itu," ujar pria berusia 43 tahun itu.
Saat si teroris berhasil menyandara para penonton, polisi berhasil meringsek gedung itu. Mereka menembak 1 pelaku sementara pelaku lainnya meledakkan diri.
Tercatat korban tewas mencapai 130 pada 19 November lalu. Satu minggu setelah ISIS menyerang gedung konser itu, ratusan orang terluka. Sebanyak 90 orang masih dirawat di ICU.
PBB telah mendeklarasikan bahwa ISIS adalah organisasi berbahaya dan terlarang. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan negara dalam keadaan darurat selama 3 bulan. Ia juga telah mendeklarasikan perang terhadap ISIS. (Rie/Hmb)**