Sukses

Organisasi Misterius Freemanson di Balik Penyelidikan Titanic?

Dokumen yang baru dikuak mengungkapkan keterlibatan organisasi misterius dalam penyelidikan Titanic: Freemason.

Liputan6.com, London - Setelah Kapal Titanic karam 14 April 1912, penyelidikan besar-besaran lantas dilakukan oleh penyelidik Amerika Serikat dan Inggris.

Kemudian disimpulkan, pemicu utama kecelakaan yang merenggut lebih dari 1.500 nyawa adalah gunung es.

Kapten kapal, Edward J. Smith awalnya dipersalahkan karena memacu kapal pada kecepatan 22 knot di perairan gelap yang dipenuhi es di lepas pantai Newfoundland. Namun, hasil penyelidikan berkata lain.

Sang kapten disimpulkan,"telah melakukan apapun yang bisa dilakukan sesuai kemampuannya saat itu.

Apalagi pihak pemilik Titanic, White Star atau perusahaan induknya  International Mercantile Marine Company (IMM). Mereka sama sekali tak 'tersentuh'.

Pihak penyelidik mengatakan, tak ada masalah dengan bahtera itu, ia dinyatakan karam dalam kondisi utuh. Kasus ditutup.

Foto gunung es yang tenggelamkan kapal Titanic akan dilelang (Henry Aldridge and Son/BNPS)



Padahal saat bangkainya ditemukan pada 1985, Titanic terbelah dua sebelum tenggelam. Ahli juga menuding paku keling yang menyatukan pelat baja pada kapal berkualitas rendah, gampang copot, sehingga membuat robek di bagian lambung kian parah.

Dan kini, sebuah arsip rahasia dipublikasikan. Isinya mengungkapkan keterlibatan organisasi misterius itu dalam penyelidikan Titanic: Freemason.

Freemason atau Freemasonry adalah organisasi persaudaraan rahasia yang berakar antara akhir Abad ke-16 hingga awal Abad ke-17.

Keterlibatan itu diduga untuk memastikan orang-orang penting tak terseret kasus tersebut. Termasuk pihak pemilik kapal, White Star Line.

Dokumen yang akan dipublikasikan situs Ancestry juga memuat 2 juta nama anggota Freemason dari tahun 1733-1923. Termasuk orang-orang berpengaruh di Inggris: Sir Winston Churchill, Oscar Wilde, Lord Kitchener, Rudyard Kipling, dan Edward VIII. Pengungkapan itu memberikan petunjuk terkait pengaruh organisasi itu dalam masyarakat kelas atas di Britania Raya.

 

Edward VIII turun takhta demi nikahi janda


Sebelumnya, penyelidikan yang dilakukan Senat AS menyalahkan kebijakan British Board of Trade atas kurangnya jumlah sekoci pada Titanic yang menjadi salah satu pemicu kematian.

Namun, penyelidikan Inggris, yang dipimpin Lord Mersey, membebaskan  Board of Trade dari tuduhan. Lord Mersey diduga adalah anggota Freemason, sesuai dokumen. Ia diinisiasi pada 1881 di Northern Bar Lodge, London.

Demikian juga dengan pemimpin Board of Trade, Sydney Buxton, yang diinisiasi pada 1888 saat masih menjadi anggota parlemen.

Setidaknya 2 dari 5 nama ahli dalam penyelidikan juga ada dalam dokumen keanggotaan: John Harvard Biles, ahli dalam arsitektur kelauitan dan Edward Chaston, ahli teknik.

Lord Pirrie, pimpinan galangan kapal Harland and Wolff di Belfast -- yang membuat Titanic -- sekaligus direktur perusahan induk White Star juga masuk dalam daftar anggota Freemason.

2 dari 2 halaman

Jack the Ripper Anggota Freemason?

Ahli Titanic, Nic Compton mengatakan, "Penyelidikan Titanic di Inggris dicap sebagai 'pemutihan' karena membebaskan mereka yang diduga kuat terlibat," kata dia kepada History.com, dari situs Telegraph, Senin (23/11/2015).

Compton menambahkan, hanya 3 penumpang yang diperiksa. Mereka semua dari kelas satu.

"Bahkan Kapten Smith dinyatakan tak bersalah, alasannya hampir semua kapal juga melaju di tengah es dengan kecepatan penuh, tanpa konsekuensi serius."

Satu-satunya orang yang dicemooh selama penyelidikan adalah kapten SS Californian, yang kapalnya berada sekitar 8 mil dari Titanic. "Awaknya melihat sinyal darurat yang ditembak dari Titanic namun tak melakukan apapun, hingga akhirnya terlambat untuk melakukan sesuatu."

Menurut Compton, penyelidikan pihak Inggris diarahkan pada isu-isu populis, seperti apakah Sir Cosmo Duff Gordon menyuap awak sekoci pertama, Lifeboat 1 agar tak kembali dan menyelamatkan penumpang Titanic yang berenang di lautan beku. Atau, apakah Bruce Ismay berperilaku seperti seorang pengecut.

 

(Istimewa)


Berdasarkan buku baru yang  ditulis Bruce Robinson juga menyebut, sosok di balik penjahat legendaris 'Jack the Ripper' adalah anggota Freemason -- yang menutupi identitasnya.

Kata dia, identitas asli pembunuh tersebut adalah Michael Maybrick.

Robinson melatarbelakangi dugaannya itu berdasarkan tanda yang tertinggal dalam salah satu jasad korban Jack the Ripper, mistar dan jangka. Lambang Freemason. (Ein/Tnt)