Liputan6.com, Jakarta - Insiden penembakan jet tempur Rusia oleh Turki membuat Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin geram. Ia mengaku tak habis pikir kenapa kejadian tersebut bisa terjadi.
"Itu perbuatan pengecut dan tidak bisa diterima," sebut Galuzin di kediamannya di Jakarta, Selasa (25/11/2015).
Baca Juga
Galuzin menyebut apa yang dilakukan Turki sama saja mendukung terorisme. Hal ini juga menunjukkan tindakan yang tak bersahabat oleh Turki terhadap negaranya.
Advertisement
"Turki teman kami, tapi malah melakukan tindakan ini saat Rusia sedang melawan terorisme," papar Galuzin.
"Kami kaget dan kecewa dengan perbuatan mereka. Sekarang kami tidak memperhitungkan mereka sebagai teman atau negara sahabat," kata Dubes Rusia.
Baca Juga
Akibat dari kejadian ini, hubungan Turki dan Rusia berada dalam titik nadir.
Sehubungan dengan insiden penembakan jet Rusia di wilayah Turki, PBB dan NATO minta kedua pihak untuk menenangkan diri. Kendati demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tembakan itu 'tikaman dari belakang yang dilakukan kaki tangan teroris'.
Putin juga mengatakan bahwa Turki harus siap dengan segala konsekuensi atas tembakan itu.
Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berdalih bahwa tindakannya dibenarkan, karena pesawat itu melanggar wilayah udara Turki dan tidak mengindahkan peringatan sebanyak 10 kali. Ia juga mengatakan bahwa di wilayah itu tidak ada ISIS, melainkan etnis Turkmen.
Saat ini, Turki yang didukung NATO dan AS diminta untuk menahan diri. (Tnt/Ans)