Sukses

ISIS Klaim Dalangi Pemboman Bus Staf Presiden Tunisia

Melalui pesan pada media sosial, ISIS mengirim bomber bunuh diri yang membunuh 13 orang itu.

Liputan6.com, Latakia - Bus pengawal dan staf presiden di ibukota Tunisia, Tunis terkena ledakan diduga bom pada Rabu 25 November 2015 waktu setempat. Kelompok ISIS mengklaim berada di balik serangan mematikan itu.

Melalui pesan pada media sosial, ISIS menyatakan mengirim bomber bunuh diri yang menurut informasi terakhir telah membunuh 13 orang.

"Ransel dan ikat pinggang berisi bahan peledak seberat 10 kg digunakan," kata Kementerian Dalam Negeri Tunisia seperti dikutip dari BBC, Kamis (26/11/2015).

Gedung Putih mengecam keras serangan terbaru itu.

Ledakan terjadi pada sebuah halte bus, tempat turun para pengawal dan staf presiden di dekat bekas markas partai presiden Zine el-Abidine Ben Ali.

Pemerintah kemudian menetapkan keadaan darurat nasional selama 30 hari dan jam malam di ibukota, serta menutup perbatasan dengan Libia selama 15 hari.

Tunisia memang kerap menjadi target oleh ISIS. Negara itu pada Juni lalu diserang oleh seorang pria bersenjata di resor pantai Sousse, menewaskan 38 orang. Pada bulan Maret, orang-orang bersenjata menyerang Museum Bardo yang terkenal di Tunis, menewaskan lebih dari 20 orang.

Tunisia diperkirakan merupakan 'pengekspor' terbesar militan dengan perkiraan pihak berwenang sekitar 3.000 warganya bergabung dengan kelompok militan Islam di Irak dan Suriah.

(Tnt/Rie)