Sukses

'Topeng Kematian' Firaun Tutankhamun Sejatinya Milik Wanita?

Sejumlah petunjuk mengarah bahwa topeng emas yang dipakai Firaun Tutankhamun bukan ditujukan untuknya.

Liputan6.com, Kairo - Sejak makamnya ditemukan pada 4 November 1922, Firaun Tutankhamun menawarkan banyak misteri. Dari apa gerangan yang membuat penguasa Mesir itu mati muda pada usia 19 tahun, hingga 'kutukan' yang konon menimpa mereka yang berani mengusik kuburnya yang megah.

Mumi Tutankhamun ditempatkan dalam peti berlapis emas lengkap dengan topeng yang menggambarkan wajahnya yang terlihat kokoh dalam segala kemegahan.

Topeng emas tersebut menjadi relik paling terkenal dalam sejarah. Gambarnya dimuat dalam buku-buku, banyak poster, dan menjadi subjek yang dikagumi para wisatawan.

Penutup wajah itu menjadi peninggalan Mesir Kuno paling terkenal, selain piramida-piramida.

Namun, ada misteri tersembunyi pada topeng itu. Ahli Mesir Kuno asal Inggris, Nicholas Reeves bikin kaget kalangan arkeolog Agustus lalu. Saat mempublikasikan bukti-bukti bahwa berdasarkan foto beresolusi tinggi, di makam Tutankhamun yang terkenal, ternyata punya pintu tersembunyi.

 

Layout dari Xray yang dipercaya ruangan kosong di dekat peti mati Tutankhamun adalah makam Nefertiti (Daily Mail)



Pemaparannya membuat pihak berwenang di Mesir ambil tindakan. Memindai makam firaun muda itu dengan infra merah, serta menggunakan radar bawah tanah untuk menyelidikinya -- yang hasilnya sejauh ini mendukung hipotesis Reeves.

Namun, sang ilmuwan tak berhenti sampai di situ. Ia mengajukan argumentasi bahwa makam tersebut -- juga segala harta benda di dalamnya -- bukan disiapkan untuk Tutankhamun.

Melainkan, untuk ibu tirinya, ratu yang cantik dan kontroversial Nefertiti -- yang menikahi firaun paling buruk dan kontroversial: Akhenaten.

 

Nefertiti di musem di Berlin (Daily Mail)


Salah satu bukti 'sahih' yang ia ajukan adalah topeng mumi Tutankhamun.

"Terbutakan oleh kilau indah dan nilai harta benda yang luar biasa, dunia sejatinya telah menyaksikannya, namun gagal mengindentifikasi bahwa topeng emas itu bukan untuk Tutankhamun," kata Reeves seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (27/11/2015).

Ia juga menunjuk bukti lain. Cap nama kerajaan atau tatty cartouche terlihat dimodifikasi. Ada identitas lain di bawah nama Tutankhamun:

Ankhkheprure Nefernefruaten. Diduga adalah Ratu Nefertiti.

2 dari 3 halaman

Tindikan Misterius pada Daun Telinga

Argumentasi bahwa topeng kematian Tutankhamun -- atau setidaknya komponen besarnya -- tak dibuat untuk sang firaun sudah mengemuka dalam beberapa dekade belakangan.

Dan bukan kali ini saja Reeves mengemukakannya. Sejak 2001 lalu, ia sudah curiga.

"Ketertarikan yang terbatas pada topeng emas Tutankhamun di kalangan para ahli Mesir Kuno sungguh sulit dipahami," tulis dia dalam makalahnya yang dimuat di Academia.edu.

"Mungkin akibat kemewahannya yang glamor, membuat orang merasa, hanya sedikit informasi 'nyata' yang bisa diharapkan dari benda itu."

Meski menjadi ikon arkeologi Mesir Kuno, topeng tersebut sebelumnya tak pernah dipelajari secara mendalam.

Komponen dalam topeng mumi Tutankhamun (News.com.au)


Reeves mengatakan, petunjuk bisa dilihat dari rona emas pada topeng di bagian wajah dan pada hiasan kepala yang mengindikasikan proses pencetakan yang berbeda.

Memang, ada kemungkinan bagian-bagian topeng dibuat terpisah, namun kemudian disatukan kembali.

Namun, keanehan menonjol terletak pada bagian telinga. Ada tindikan di sana.

Itu jelas mengundang tanda tanya. Dalam penggambaran Mesir Kuno lainnya, lubang pada telinga biasanya merupakan karakteristik untuk ratu dan anak-anak.

"Reeves bicara tentang masalah fundamental terkait manusia, bagaimana menggambarkan usia dan gender dari dekorasi yang dikenakannya," kata dosen arkeologi Flinders University, Claire Smith.

Bukti lain, menurut Reeves, adalah sekitar 80 persen artefak dalam makam Tutankhamun, termasuk kuil besar keemasan, sarkofagus, peti mati, topeng emas, dan peralatan kanopik -- tidak ditujukan untuk dia. Karena ada banyak sentuhan feminin.

Ditemukan banyak sentuhan feminin dalam makam Firaun Tutankhamun (AFP)


3 dari 3 halaman

Janggut Firaun yang Patah


Tahun lalu, janggut pada topeng sang firaun patah. Petugas museum yang panik mencoba mengatasinya, dengan menempel bagian yang terpisah itu menggunakan lem super-kuat.

Namun, upayanya tak berhasil baik. Asal-asalan.

Lem menempel dengan cepat, meninggalkan celah besar antara bagian janggut yang berwarna hitam kebiruan dengan bagian dagu.

Pada September lalu, perbaikan dilakukan. Lem perlahan dibuang. Janggut itu dikembalikan ke posisinya semula oleh ahlinya.

Rastorasi janggut topeng Firaun Tutankhamun yang patah (Reuters)



Dan, kala itu, untuk kali pertamanya topeng Tutankhamun diteliti dan difoto.

Menurut Reeves, dari hasil jepretan kamera beresolusi tinggi ditemukan bahwa hieroglif nama Tutankhamun ditulis di atas nama lain yang dihapus: Ankhkheperure Neferneferuaten.

Orang Mesir Kuno dikenal punya alias. Dan, Ankhkheperure termasuk nama pribadi.

"Ada dua versi dari fenomena Ankhkheperure," kata Reeves. "Pertama, adalah bentuk yang digunakan secara eksklusif oleh seorang perempuan Neferneferuaten. Atau mungkin mengarah pada Firaun Smenkhkare."

Sudah lama spekulasi beredar, bahwa Nefertiti and Smenkhare adalah sosok yang sama. 

Namun, ada anggapan lain, Smenkhare mungkin putra atau anak tiri yang memerintah dalam waktu singkat setelah kematian Akhenaten.

Sementara itu, nasib Ratu Nefertiti terkubur oleh sejarah.

Ditemukan ruangan kosong di belakang relief ini (DailyMail)


Orang Mesir Kuno mencoba menghilangkan jejaknya, juga suaminya Akhenaten.

Keduanya dianggap melakukan tindakan 'tercela' dengan mencoba menghapus kepercayaan lama yang menyembah banyak dewa, menggantikana ajaran monoteisme, yang mengkultuskan Dewa Matahari.

Para pendeta disingkirkan, pasangan itu bahkan memindahkan ibukota dari Thebes ke wilayah gurun Armana.

Saat Akhenaten meninggal dunia, impiannya tenang Mesir yang baru pupus. Sementara nasib istri sekaligus pasangannya memerintah jadi misteri, silang sengkarut dengan banyak nama.

Apakah Nefertiti kembali memerintah sebagai penasihat Tutankhamun yang masih belia? Atau ia mencoba untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dengan mengembalikan cara-cara lama untuk memadamkan kerusuhan sosial? Atau ia mengubah namanya?

Semua itu belum terjawab.

Sudah 15 tahun Reeves berusaha mencari tahu soal misteri itu. Meski, caranya -- dengan menggabungkan petunjuk demi petunjuk -- tak mungkin cukup untuk menguak semua rahasia Mesir Kuno.

Namun, jika pintu tersembunyi di makam Tutankhamun nantinya terbukti mengarah ke Nefertiti, kita mungkin bisa menguak kisah salah satu ratu Mesir yang paling berkuasa itu. (Ein/Tnt)