Liputan6.com, Riyadh - Untuk pertama kalinya dalam sejarah kerajaan, lebih dari 900 perempuan berkampanye untuk memperebutkan jabatan publik alias kursi pemerintahan di Arab Saudi.
Dilansir dari CNN, Senin (30/11/2015), pada pemilihan kepala daerah di Saudi 12 Desember 2015 mendatang akan menjadi kesempatan pertama bagi perempuan Saudi untuk memilih. Langkah itu terbuka sejak 2011, sesuai dengan perintah dari almarhum Raja Abdullah yang memberikan wanita peluang untuk partisipasi politik di kerajaan ultrakonservatif itu.
"Abdullah mengeluarkan dekrit kerajaan pada tahun 2013 untuk mandat Dewan Konsultasi--badan penasihat yang ditunjuk raja--setidaknya 20% perempuan," demikian menurut Departemen Luar Negeri Arab Saudi.
Advertisement
Kritik terhadap perubahan itu pun bermunculan, para kritikus menilai aturan sederhana itu menjadi ngawur. Wanita dinilai hanya boleh berpartisipasi dalam pemilihan di tingkat kota.
Namun setidaknya dua aktivis hak perempuan mengumumkan di Twitter, bahwa mereka telah didiskualifikasi sebagai calon kepala daerah.
Loujain Hathloul dan Nassima al-Saada mengatakan nama mereka telah dicoret dari daftar kandidat akhir. Mereka pun berencana untuk mengajukan banding.
Tiga bulan yang lalu, perempuan Saudi diizinkan untuk mendaftar menjadi pemilih untuk pertama kalinya. (Tnt/Rie)**