Liputan6.com, Jakarta - Pesawat AirAsia penerbangan QZ8501 kehilangan kontak di sekitar Laut Jawa dekat Selat Karimata dalam penerbangan menuju Singapura dari Surabaya, Indonesia, pada 28 Desember 2014. Sedikitnya 155 penumpang dan 7 awak kapal di dalam pesawat dinyatakan meninggal dunia. Puing-puing pesawat lantas ditemukan mengapung pada 30 Desember 2014.
Kru kapal yakni Iriyanto (pilot), pramugari Wanti Setiawati, pramugari Khairunnisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi dan Saiful Rakhmad (teknisi) seluruhnya meninggal. Mereka dikenal sebagai pribadi yang baik.
Baca Juga
Tak ada firasat aneh dirasakan kerabat maupun teman-teman mereka menjelang ajal menjemput. Namun beberapa pramugari itu disebut-sebut seperti memberikan isyarat tanda perpisahan melalui postingan foto yang diunggah di dunia maya.
Advertisement
Berikut ini kisah menyentuh dari pramugari Wanti Setiawati dan Khairunnisa Haidar Fauzi, yang bertugas dalam AirAsia penerbangan QZ8501.
Wanti Setiawati
Warga Bandung bernama Wanti Setiawati ini memiliki karier yang cukup membanggakan keluarganya lantaran baru saja diangkat menjadi kepala pramugari (supervisor).
Sebelum peristiwa nahas itu, Wanti seolah-olah memberikan petanda kepada teman-teman seprofesinya melalui unggahan terakhir dalam akun Instagram miliknya. Dalam foto itu, ia terlihat berpose bersama rekannya sesama pramugari yang terlihat membalikkan tubuhnya.
Seolah-olah ia menyiratkan pamit dalam pose itu.
Foto tersebut kemudian dianggap sebagai firasat buruk oleh rekan-rekannya.
Jenazah Wanti teridentifikasi berdasarkan metode primer gigi, yang cocok dengan data dental record yang diserahkan oleh dokter gigi yang pernah merawat gigi korban.
Dari keterangan keluarga, korban memiliki tato gambar bunga di lengan tangan. Berdasarkan data antropologi diketahui jenis kelamin, usia dan tinggi badan. Serta dari properti terdapat jam tangan merek Rolex yang juga masih melekat pada tangan korban.
Advertisement
Khairunisa Haidar Fauzi
Kisah Khairunisa Haidar Fauzi atau sapaan akrabnya Nisa menjadi sorotan di luar dan dalam negeri, pasca-pesan cinta yang diunggahnya melalui media sosial. Secarik tulisan itu diduga kuat ditujukan kepada sang kekasih, Divo.
Tulisan berbunyi "I love you from 38.000 ft" itu ditulis pada selembar tisu dengan latar belakang sayap pesawat dan langit yang biru -- dipajangnya di jendela pesawat. Ia unggah melalui Instagram pada 17 Desember atau dua minggu sebelum insiden 28 Desember terjadi.
Tidak sulit mengenali jenazah Nisa. Ketika para petugas pencarian mengangkatnya dari perairan-- tanda pengenal bertuliskan namanya masih melekat pada seragam berwarna merah AirAsia.
Nisa adalah 1 dari 162 orang yang berada dalam penerbangan QZ8501 dari Surabaya, yang tak pernah sampai ke tujuannya di Singapura. Pesawat yang dipiloti Iriyanto itu berakhir di Selat Karimata dekat Pangkalang Bun, Kalimantan Tengah.
Khairunisa masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Karena bekerja sebagai pramugari, Nisa mengajukan cuti dari kegiatan akademik di kampusnya. (*)