Liputan6.com, Jakarta - Dengan tangan kanan mengangkat obor dan lengan kiri memegang plakat bertuliskan 'July IV, MDCCLXXVI'--hari di mana Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat ditandatangani, Lady Liberty yang menjulang bak raksasa menjadi perlambang kebebasan dan demokrasi yang universal.
Liberty Enlightening the World, nama lengkapnya, adalah hadiah seratus tahun kemerdekaan Amerika Serikat dari rakyat Prancis. Patung perunggu itu diresmikan pada 28 Oktober 1886.
Di masa lalu, ia adalah simbol selamat datang untuk pengunjung dan orang Amerika yang kembali dari perjalanan jauh sekaligus pelipur hati bagi para imigran yang lari dari kampung halamannya untuk mengadu nasib di 'tanah harapan', Negeri Paman Sam.
Pemahat patung adalah Frederic Auguste Bartholdi, sementara Gustave Eiffel--desainer Menara Eiffel--merancang struktur penyangga dalamnya.
Baca Juga
Baru-baru ini para peneliti mengungkapkan fakta mengejutkan: Liberty terinspirasi perempuan Arab 'penjaga' Terusan Suez. Seorang muslimah.
Dan Amerika pun kaget.
Termuan baru tersebut muncul di tengah perdebatan seru di AS tentang penanganan pengungsi yang berdatangan dari Suriah dan negara-negara dengan penduduk bermayoritas muslim lainnya, yang terkoyak konflik dan perang.
Advertisement
Baca Juga
Bagaimana kesimpulan tersebut dihasilkan?
Pemahat Liberty, Frederic Auguste Bartholdi, diketahui pernah bepergian ke Mesir pada 1855-1856. "Ia menemukan minatnya untuk membangun monumen besar atau patung kolosal," demikian disampaikan pihak pengelola Taman Nasional AS atau US National Park, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (3/12/2015).
Pada 1869, pemerintah Mesir mengadakan sayembara pembangunan menara mercusuar untuk Terusan Suez.
Bartholdi lantas mendesain patung besar perempuan berjubah yang memegang obor. Proposal itu ia beri nama 'Egypt Brings Light to Asia' alias 'Mesir pembawa cahaya bagi Asia'.
Patung hasil pemikiran Bartholdi meniru gaya perempuan pedesaan yang mengenakan jilbab. Demikian penjelasan Barry Moreno yang menulis tentang pahatan tersebut, seperti dikutip dari Smithsonian Institution.
"Bartholdi menghasilkan serangkaian sketsa, yang awalnya mengusulkan patung raksasa tersebut sebagai gambaran 'fellah' atau yang diartikan sebagai penduduk pedesaan Arab. Namun kemudian, secara bertahap berkembang sebagai dewi yang kolosal," kata Edward Berenson yang menuliskan topik yang sama.
Kala itu sebagian besar penduduk Mesir adalah muslim, sekitar 86 persen di Alexandria dan Kairo, dan 91 persen di area lain.
Namun proposal Bartholdi ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Mesir. Patungnya urung didirikan di Terusan Suez.
Dewi Romawi atau Perempuan Kulit Hitam?
Kesempatan kedua didapat sang pemahat ketika sejarawan Prancis, Edouard de Laboulaye, mencetuskan ide pembangunan monumen hadiah dari rakyat Prancis bagi Amerika Serikat. Konsep 'Liberty Enlightening the World' lantas diajukan.
Pada 1870, Bartholdi mulai mendesain patung untuk AS berdasarkan sketsa awal miliknya.
Hasilnya adalah reprsentasi Libertas, dewi kebebasan Romawi. Patung Liberty didirikan dalam rangka peringatan 100 tahun kemerdekaan AS.
Meski ada kaitan antara desain Bartholdi untuk mercusuar Terusan Suez dan Lady Liberty, Berenson mengatakan pada FoxNews bahwa ada 'simplifikasi serius' untuk mengatakan Lady Liberty adalah seorang muslimah.
Memang, kata Berenson, ada kaitan antara ide patung Mesir yang dicetuskan Bartholdi pada akhir 1860-an dengan Liberty.
"Namun, konsep patung itu lantas berubah seiring migrasi idenya ke Amerika Serikat," kata dia. "Versi asli patung mungkin sesuai untuk masyarakat Mesir, tapi tidak akan masuk akal untuk rakyat AS."
Moreno menambahkan bahwa proyek Mesir tak ada hubungannya dengan Patung Liberty.
"Keduanya adalah sosok perempuan, tapi merupakan figur yang berbeda," kata dia.
Selain petani perempuan Mesir, ibu sang seniman pahat Charlotte Beysser Bartholdi juga diduga menjadi inspirasi Lady Liberty.
Sebelumnya, sejumlah akademisi AS keturunan Afrika mengutarakan keyakinannya bahwa Liberty terinspirasi perempuan kulit hitam.
Dalam bukunya, The Journey of The Songhai People, mantan dosen University of Florida, James Haskins, menulis bahwa patung tersebut terinspirasi peran prajurit kulit hitam dalam Perang Saudara.
Perdebatan soal siapa sosok di balik Patung Liberty terus menjadi perdebatan dalam sejarah hingga kini. (*)
Advertisement