Liputan6.com, California - Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS mengklaim, pelaku pembunuhan massal California adalah pengikutnya. Kelompok radikal itu menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah radio online yang disiarkan 3 hari setelah insiden berdarah itu.
"2 Pengikut Negara Islam menyerang beberapa hari lalu di San Bernardino, California," sebut kelompok ISIS melalui siaran radio online al-Bayan, seperti dilansir Reuters Minggu (6/12/2015).
Siaran itu dilakukan sehari setelah akun Facebook Malik menyebutkan pujian kepada ISIS, yang diposting pada hari yang sama saat penembakan massal. Namun, belum pasti apakah komentar itu dipublikasikan oleh Malik sendiri atau seseorang yang memiliki akses ke akun media sosial itu.
Pejabat Biro Investigasi Federal (FBI), yang memimpin penyelidikan penembakan ini menyebutkan, Malik-Syed kemungkinan terinspirasi kelompok militan asing. Namun tidak ada indikasi mereka telah bekerja dengan ISIS.
Gedung Putih Sabtu kemarin menyatakan, belum menemukan bukti bahwa pasangan Malik Syed adalah bagian dari kelompok terorganisir atau teroris.
Sebelumnya ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan 13 November di Paris, yang menewaskan 130 orang ini.
Pembunuhan di San Bernardino merupakan penembakan massal dengan jumlah korban terbesar di AS, sejak 26 orang tewas di sebuah sekolah di Newtown, Connecticut in 2012. Penembakan massal yang terjadi pada Rabu 2 Desember lalu ini menewaskan 14 orang dan melukai 21 lainnya.
Tashfeen Malik (27) dan suaminya Syed Rizwan Farook (28) tewas dalam peristiwa baku tembak dengan kepolisian, setelah pembunuhan di kota yang terletak di bagian selatan California, atau selatan Los Angeles itu.
Pasangan Malik-Syed, disebut-sebut telah meninggalkan bayi perempuan mereka kepada kerabatnya. Mereka tewas dalam baku tembak 2 jam setelah aksi penyerangan California.
Baca Juga
Keluarga Terkejut
Pihak pengacara yang mewakili keluarga 2 pelaku serangan di San Bernardino, California, Amerika Serikat menyatakan kerabat mereka sangat terkejut atas penembakan tersebut.
Keluarga tidak menyangka Syed Rizwan Farook dan istrinya, Tashfeen Malik, mampu melakukan serangan yang menewaskan 14 orang dan melukai belasan lainnya itu.
Seperti dilansir BBC, kuasa hukum menolak kesimpulan FBI yang menyebutkan hasil penyelidikan menunjukan serangan tesebut sebagai aksi terorisme.
Pengacara David Chesley dan Mohamed Abuershaid mengatakan, belum ada bukti yeng menunjukkan pasangan 'American Dream' itu memiliki pandangan yang ekstrem atau merupakan anggota kelompok radikal.
Saudara perempuan Syed Rizwan Farook, Saira Khan, mengatakan terkejut mendengar saudaranya melakukan penyerangan membabibuta ini. Sebab, pasangan ini hidup bahagia.
"Saya tidak dapat membayangkan saudara laki-laki saya atau saudara ipar saya melakukan hal yang seperti ini. Terutama karena mereka merupakan pasangan yang bahagia, mereka punya anak perempuan 6 bulan," ujar Saira Khan.
Menurut Saira, Farook merupakan sosok penyendiri dan hanya memiliki beberapa teman. Sementara Malik digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang perhatian dan bertutur kata lembut.
Advertisement