Sukses

Ini Posisi Nusantara dalam Jalur Sutra Baru Abad ke-21

China berambisi mewujudkan mimpi besarnya untuk membangun Jalur Sutra modern di Abad ke-21 yang akan menghubungkan Asia dengan Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Tiongkok berusaha menghidupkan kembali rute perdagangan kuno, Jalur Sutra dalam bentuk baru.

Pada 2013, Presiden China Xi Jinping mengumumkan inisiatif 'Jalur Sutra Baru Abad ke-21' atau The Silk Road Economic Belt and the 21st-century Maritime Silk Road atau yang dikenal juga sebagai Belt and Road Initiative.

China begitu berambisi mewujudkan mimpi besarnya, untuk membangun Jalur Sutra modern di Abad ke-21 yang akan menghubungkan Asia dengan Eropa -- yang juga melibatkan wilayah maritim Nusantara.

"Indonesia sangat penting untuk Tiongkok, Indonesia dan China sudah melakukan banyak kerjasama. Dalam bidang industri dan lain-lain, jadi saya bisa melihat potensi dalam perekonomian yang akan tumbuh, jika kita bekerjasama," terang Vice President of the Chinese Overseas Exchange Association, He Yafei, di Jakarta, Sabtu 5 Desember 2015.

Dengan adanya Jalur Sutra tersebut, peluang Indonesia untuk mengekspor produk-produk lokal ke negara lain juga semakin terbuka.

He Yafei menjelaskan kondisi dunia yang melatar belakangi inisiatif tersebut. Salah satunya krisis ekonomi global 2009.

"Perekonomian global menghadapi banyak kesulitan. Tak ada satu negara pun yang bisa menghadapinya tanpa menjadi bagian dari inisiatif global," kata mantan Wakil Menteri Luar Negeri China itu.

Itu mengapa China mengajukan konsep untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi regional, secara terintegrasi, dan dalam wilayah seluas mungkin. Tujuannya bukan semata ekspansi ekonomi Tiongkok.

Sejumlah negara, beber He Yafei, menjadi mesin pertumbuhan yang kuat dan signifikan di Asia Tenggara dan Asia Selatan: China, Jepang, Korea Selatan, India, juga ASEAN.

Apa keuntungan Indonesia bergabung dalam 'Jalur Sutra Baru Abad ke-21', saksikan video di bawah ini:

Â