Liputan6.com, Ocotal: Presiden terguling Honduras Manuel Zelaya mendirikan tenda di perbatasan Honduras, Ahad (26/7) waktu setempat. Ini sebagai upaya awal untuk kembali ke negaranya setelah digulingkan militer. Di sana, ia berjanji untuk tidak meninggalkan perbatasan. Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan ia akan bertolak ke AS untuk memulai negosiasi dengan pemerintah de facto.
Seperti dilansir Associated Press, dalam pengasingannya di perbatasan Honduras secara impilisit presiden terguling Honduras itu menyatakan tak akan pergi guna bernegosiasi. "Jika ada yang ingin berbicara kepada saya, maka ia harus pergi ke sini," ujar dia.
Walau demikian, keberadaan Zelaya di perbatasan Honduras mulai dipermasalahkan. Partai oposisi Nikaragua mengeluarkan pernyataan keberadaan Zelaya dapat membahayakan perdamaian dan ketenangan antara Nikaragua dengan Honduras.
Sementara itu, negosiasi damai yang dimediasi Presiden Kostarika Oscar Arias menemui jalan buntu setelah pemerintah de facto Honduras tidak mengizinkan Zelaya kembali ke Honduras sebagai presiden. Pemerintah bertekad akan menangkap Zelaya jika kembali ke Honduras, karena pelanggaran konstitusi yang telah dilakukannya. Sebelumnya, Zelaya sempat kembali ke Honduras Jumat lalu. [baca: Zelaya Kembali ke Honduras].
Krisis di Honduras terjadi setelah Presiden Zelaya digulingkan militer dengan alasan menyelamatkan demokrasi terkait upaya Zelaya yang akan mencabut batas waktu masa jabatan presiden. Upaya itu dinilai Mahkamah Agung dan Kongres Honduras sebagai pelanggaran konstitusi.(ANS)
Seperti dilansir Associated Press, dalam pengasingannya di perbatasan Honduras secara impilisit presiden terguling Honduras itu menyatakan tak akan pergi guna bernegosiasi. "Jika ada yang ingin berbicara kepada saya, maka ia harus pergi ke sini," ujar dia.
Walau demikian, keberadaan Zelaya di perbatasan Honduras mulai dipermasalahkan. Partai oposisi Nikaragua mengeluarkan pernyataan keberadaan Zelaya dapat membahayakan perdamaian dan ketenangan antara Nikaragua dengan Honduras.
Sementara itu, negosiasi damai yang dimediasi Presiden Kostarika Oscar Arias menemui jalan buntu setelah pemerintah de facto Honduras tidak mengizinkan Zelaya kembali ke Honduras sebagai presiden. Pemerintah bertekad akan menangkap Zelaya jika kembali ke Honduras, karena pelanggaran konstitusi yang telah dilakukannya. Sebelumnya, Zelaya sempat kembali ke Honduras Jumat lalu. [baca: Zelaya Kembali ke Honduras].
Krisis di Honduras terjadi setelah Presiden Zelaya digulingkan militer dengan alasan menyelamatkan demokrasi terkait upaya Zelaya yang akan mencabut batas waktu masa jabatan presiden. Upaya itu dinilai Mahkamah Agung dan Kongres Honduras sebagai pelanggaran konstitusi.(ANS)