Liputan6.com, Jakarta - Di balik 'kepandaian' internet yang bisa didapat dalam waktu singkat, ternyata ada dampak kurang baik. Berkat cara instan tersebut, orang-orang menjadi lebih enggan mengandalkan pengetahuannya. Mereka lebih merasa percaya diri terhadap informasi yang diperoleh dari akses internet.
Hal ini mengindikasikan kalau hubungan seseorang dengan internet mempengaruhi cara berpikirnya.
Baca Juga
Dalam penelitian terbaru bersama timnya, Prof. Evan F. Risko dari Departemen Psikologi University of Waterloo menanyai 100 partisipan sederetan pertanyaan terkait pengetahuan umum -- misalnya seperti apa nama ibukota Prancis. Mereka lalu diminta memberi isyarat apakah mereka tahu jawabannya.
Advertisement
Di separuh bagian studi tersebut, partisipan diberi akses internet. Kalau mereka menjawab tidak tahu, mereka diminta untuk mencari jawabannya di internet. Sedangkan pada sisa uji coba itu, peserta tak diperbolehkan mencari jawaban di internet.
Melalui percobaan tersebut, tim peneliti mengetahui bahwa orang yang memiliki akses internet mempunyai kecenderungan 5% lebih tinggi untuk menjawab 'tidak tahu'. Selain itu, dalam konteks tertentu, partisipan yang punya akses internet melaporkan adanya perasaan seolah mereka tahu lebih sedikit dibanding mereka yang tak punya akses.
Baca Juga
"Dengan tersedianya jaringan internet di mana-mana, kita hampir selalu terhubung secara konstan ke informasi yang berlimpah jumlahnya. Dan kalau informasi tersebut bisa dijangkau, orang menjadi lebih enggan untuk mengandalkan pengetahuannya sendiri," kata Profesor Risko seperti dikutip dari Science Daily, Rabu (9/12/2015).
Para peneliti berspekulasi kalau akses internet kemungkinan membuat jadi lebih sulit diterima saat seseorang bilang tahu akan sesuatu, namun ternyata yang dia tahu itu salah. Ada juga kemungkinan kalau partisipan lebih memilih mengatakan tidak tahu, karena pencarian online memberi kesempatan untuk mengkonfirmasi jawaban atau menjawab rasa ingin tahu mereka, dan proses mencari tahu itu juga bermanfaat.
"Hasil penelitian kami menunjukkan kalau akses internet mempengaruhi keputusan yang kita buat mengenai apa yang kita tahu dan tidak tahu," sebut Risko. "Kami berharap kalau penelitian ini bisa berkontribusi pada pemahaman kita, tentang bagaimana akes ke informasi yang berjumlah sangat besar dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku kita."
Setelah penelitian tersebut, Profesor Risko berencana untuk melanjutkan analisanya dengan menginvestigasi apa saja faktor yang memicu berkurangnya kemauan suatu individu untuk menjawab kalau mereka bisa mengakses internet.