Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, tepat 114 tahun silam, hadiah Nobel pertama di bidang fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan perdamaian diberikan di Stockholm, Swedia. Pagelaran tersebut bertepatan dengan peringatan 5 tahun wafatnya Alfred Nobel, sosok penemu dinamit dan bahan peledak lainnya asal Swedia.
Dalam wasiatnya, Nobel berpesan agar sebagian dari kekayaannya ditempatkan dalam sebuah simpanan. Bunganya kemudian dibagikan setiap tahun dalam bentuk hadiah kepada mereka-mereka yang memberikan kontribusi besar bagi umat manusia di tahun sebelumnya.
Baca Juga
Walaupun Nobel tak membeberkan ke publik alasan pemberian hadiah tersebut, seperti dilansir dari History Channel, publik percaya kalau dia melakukan hal tersebut sebagai bentuk penyesalan akibat meluasnya pemakaian hasil temuannya sebagai alat pembunuh dalam perang.
Advertisement
Alfred Bernhard Nobel lahir di Stockholm tahun 1833, dan 4 tahun kemudian ia pindah ke Rusia bersama keluarganya. Ayahnya memiliki pabrik yang memproduksi ranjau dan perlengkapan militer lainnya di St. Petersburg.
Mengenyam pendidikan di Rusia, Paris dan Amerika Serikat, Alfred terbukti sebagai seorang ahli kimia yang brilian. Saat usaha ayahnya meredup di ujung Perang Krimea, Nobel kembali ke Swedia dan mendirikan laboratorium dan melakukan eksperimen dengan bahan peledak. Pada tahun 1863, dia menciptakan suatu cara untuk mengendalikan peledakan nitrogliserin, cairan yang sangat mudah menguap yang baru saja ditemukan saat itu, namun dianggap terlalu bahaya untuk digunakan.
2 tahun kemudian, Nobel menciptakan detonator pemicu (blasting cap) yang memulai era modern penggunaan bahan peledak berkekuatan tinggi. Sebelumnya, bahan peledak yang paling diandalkan adalah bubuk hitam, sejenis bubuk mesiu.
Akan tetapi nitrogliserin tetaplah zat berbahaya. Pada tahun 1864 pabrik nitogliserin milik Nobel meledak dan membunuh sang adik serta beberapa orang lain.
Nobel lalu berusaha mencari bahan yang lebih aman. Pada tahun 1867, ia akhirnya menemukan bukti bahwa campuran nitrogliserin dan zat berpori yang disebut kieselguhr di mana menghasilkan paduan berdaya ledak tinggi yang jauh lebih aman untuk dipakai dan dikendalikan.
Nobel kemudian menamai penemuannya 'dinamit', yang berasal dari kata Yunani dynamis yang bermakna 'kekuatan'. Setelah mematenkan penemuannya ini, Nobel menjadi kaya raya karena orang-orang menggunakan dinamit di bidang konstruksi dan peperangan.
Pada tahun 1875, Nobel menciptakan jenis dinamit yang lebih hebat lagi yaitu gelatin ledak. Kemudian pada 1887 ia memperkenalkan ballistite, bubuk nitrogliserin tanpa asap.
Dalam kurun waktu tersebut, sakah satu saudara Nobel meninggal dunia di Prancis, dan surat kabar di negara itu menerbitkan berita dukacita salah yang mengira yang meninggal adalah Alfred. Salah satu berita utamanya berjudul "The merchant of death is dead."
Baca Juga
Alfred Nobel pada kenyataannya punya kecenderungan seorang pasifis, yang membuatnya waswas akan dampak penemuannya. Kondisi itu berlangsung hingga akhir hayatnya.
Setelah Alfred meninggal di San Remo, Italia, 10 Desember 1896, sebagian besar kekayaannya dialokasikan untuk penghargaan tahunan di bidang fisika, kimia, kedokteran, sastra dan perdamaian.
"Sebuah penghargaan harus diberikan kepada orang yang telah memberikan upaya terbesar atau terbaik bagi persaudaraan antar bangsa, bagi penghapusan atau pengurangan angkatan bersenjata, dan bagi pelaksanaan atau promosi kongres perdamaian," demikian wasiat Nobel yang berisi instruksi pemberian Hadiah Nobel Perdamaian.
Persis lima tahun setelah kematiannya, penghargaan Nobel pertama pun diberikan.
Saat ini, penghargaan Nobel dianggap sebagai penghargaan paling bergengsi di dunia untuk bidang-bidang tersebut. Para penerima penghargaan tersebut di antaranya Marie Curie, Theodore Roosevelt, Albert Einstein, George Bernard Shaw, Winston Churchill, Ernest Hemingway, Martin Luther King, Jr., the Dalai Lama, Mikhail Gorbachev, dan Nelson Mandela.
Beberapa organisasi dan kepala negara kadang-kadang memperoleh Hadiah Nobel, pun demikian dengan para peneliti.
Sejauh ini, pemberian Nobel masih dilaksanakan tanggal 10 Desember, peringatan hari kematian Alfred Nobel. Pada tahun 2006, masing-masing penerima hadiah Nobel mendapatkan uang tunai bernilai hampir 1.4 juta dolar serta medali emas, yang sudah menjadi tradisi.
Sejarah lain mencatat pada 10 Desember 1957 bahwa Pertamina didirikan di Indonesia sebagai penyelenggara usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Di tanggal yang sama pada tahun 1915, produsen mobil Amerika Ford memproduksi mobilnya yang ke sejuta di pabriknya di River Rouge, Detroit, yang menjadi bukti efisiensi dan produktivitas sistem moving assembly line hasil kreasi Henry Ford.