Liputan6.com, Saskatoon - Hanya selang 10 hari dari akad nikah, pasangan Mohamad Al-Noury dan Athar Farroukh yang sudah menjalin cinta sejak SMA, terpaksa pergi meninggalkan negara mereka, Suriah. Serangan bom memaksa mereka meninggalkan angan-angan berdiri di pelaminan bersama dan melangsungkan pesta pernikahan penuh kebahagiaan bersama orang-orang terdekat.
Setelah menghabiskan waktu di Lebanon, sepasang pengantin baru ini tiba di Saskatoon, Kanada. Sementara, keluarga mereka masih berada di seberang lautan.
Baca Juga
Ketika menceritakan kisahnya di tayangan NBC News mengenai pengungsi, Farroukh (23) mengungkapkan pada reporter Eman Bare bahwa ia kecewa tak mendapat kesempatan memiliki foto pernikahan.
Advertisement
Baca Juga
"Saya berpikir," ungkap Bare, dikutip People, Jumat, 11 Desember 2015. "Dan saya berkata, 'well, saya punya kamera. Jika kamu ingin, saya akan mengambil foto sejenis potret pernikahan untukmu."
Bare menyebutkan mengenai pasangan itu di tulisan di Facebook, dan beberapa orang dan area bisnis memulai kontribusi mereka: seorang wanita menyumbangkan setelan jas dan gaun pernikahan--Al-Noury mengungkapkan bahwa ini pertama kalinya ia mengenakan setelan jas-- sedangkan yang lainnya membuat kue pernikahan, dan sebuah hotel lokal meminjamkan ruangan untuk perjamuan dan pesta resepsi.
Bare mengungkapkan rencana itu pada Farroukh sesaat sebelum ia memasuki ruangan untuk pemotretan. Pasangan itu hanya mengundang beberapa teman untuk 'foto pernikahan', ada 50 orang yang datang ke resepsi  dadakan mereka.
"Kami bersyukur ada di Saskatoon, dan kami telah menyaksikan banyak hal-hal menakjubkan dan bertemu orang-orang mengagumkan. Mimpi kami menjadi nyata," ungkap Farroukh.
"Sungguh menyenangkan bisa berbagi dengan orang-orang di sini," ungkapnya. "Walau kami tak saling kenal, kami bisa akrab."