Liputan6.com, Kairo - Otoritas Mesir menyatakan tidak menemukan satu petunjuk keterkaitan terorisme dan aksi ilegal lainnya dengan jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan Rusia. Metrojet penerbangan nomor 9268 dari Semenanjung Sinai menuju St. Petersburg jatuh sesaat setelah lepas landas pada 31 Oktober, menewaskan 224 penumpang dan krunya.
Rusia, Inggris, dan Amerika mengatakan Airbus A321 itu jatuh karena bom yang ditempatkan dalam pesawat. Sementara ISIS mengklaim sebuah bahan peledak berhasil diselundupkan ke badan burung besi itu oleh seorang penumpang yang merupakan anggota mereka.
Baca Juga
Namun Kementerian Transportasi Mesir mengatakan mereka telah menyelesaikan laporan awal dan mengatakan tidak ada bukti satu pun bahwa jatuhnya pesawat itu karena aksi terorisme.
Advertisement
"Komite teknik investigasi sejauh ini tidak menemukan adanya indikasi intervensi ilegal maupun tindakan teroris," kata pernyataan kementerian itu, seperti dilansir Reuters, Senin (14/12/2015).
Jatuhnya pesawat itu telah menurunkan industri pariwisata negara tersebut yang merupakan sumber pemasukan.
Penerbangan itu lepas landas dari kawasan Sharm al-Sheikh, sebuah resor Laut Merah yang populer bagi turis Rusia dan Inggris.
Jatuhnya pesawat itu membuat banyak pertanyaan tentang sistem keamanan bandar udara di wilayah itu. Mesir sendiri dalam 2 tahun terakhir menghadapi ISIS di Sinai yang telah membunuh ratusan tentara dan polisi.**