Sukses

'Cowboy' Texas Ini Fasih Berbahasa Arab dan Terkenal di Saudi

Aksinya berkomedi dengan bahasa campuran Arab-Inggris membuat Kerajaan Saudi jatuh cinta padanya.

Liputan6.com, Doha - Sebut nama Joshua Van Alstine di Arab Saudi, dahi orang akan berkerut, bertanya-tanya, 'siapa dia?' Namun, coba tanya, apakah kenal dengan Abu Muteb? Reaksi mereka pasti tersenyum.

Dengan gamblang mereka akan mendeskripsikan seorang pemuda berusia 20-an Amerika Serikat berambut pirang, berkulit merah, berpipi gembul dan berlogat Texas namun piawai berbahasa Arab.

Tak hanya itu, mereka akan mengenalinya sebagai 'cowboy' Texas berbaju khas Arab dan pandai berkomedi di video berbagi di dunia maya.

Van Alstine memulai aksinya di internet saat ia berkuliah di sebuah universitas dekat Dallas, Texas, AS. Dalam rekaman itu, ia menggunakan bahasa Arab campur Inggris bercerita tentang kebiasaan orang Amerika dan Islam dengan jenaka.

Aksinya banyak dipuji netizen yang mengerti bahasa Arab, dan sampai ke telinga pihak Kerajaan Saudi Arabia.

"Semua ini sungguh liar dan gila!" kata Van Alstine kepada Washington Post, Rabu 16 Desember dengan logat selatannya yang kental. Video yang ia posting dengan akun American Badu telah dilihat oleh lebih dari 1 juta pengguna, mengantarkannya menjadi salah satu bintang tamu di televisi paling terkenal seantero Jazirah Arab dan Timur Tengah.

'Cowboy' Texas AS Fasih Berbahasa Arab dan Terkenal di Saudi (Joshua Van Alstine /Washington Post)

Saat diwawancara oleh Post via telepon, ia berkali-kali meminta jeda karena fans di Doha meminta foto bersama. Pemuda itu lalu bercerita tentang kisahnya bermula.

Serangan 9/11 Hidup Berhenti Sejenak

'Abu Muteb' bukan penutur asli Arab. Ia tak punya sedikitpun 'darah' Arab. Ia tak pernah menginjakkan kakinya ke negara itu hingga di usianya di awal 20an.

Namun, ia adalah seorang Muslim. Ia dibesarkan secara Islam oleh sang ibu yang orang asli Turki. Keluarganya pun sering bolak-balik ke Turki dan AS karena sang ayah adalah seorang perwira menengah Angkatan Udara AS yang bertugas di salah satu markas Negeri Paman Sam di Ankara.

'Hidupnya sejenak berhenti' saat mereka berada di San Antonio, Texas pada 11 September 2001. Saat itu Van Alstine masih di sekolah menengah.

"Hari itulah, di mana aku merasa tidak diterima," kenangnya.

"Di situ, di kota itu aku berada, seorang Muslim kulit putih di AS. Banyak orang Amerika Serikat lainnya menolakku karena aku Muslim. Di satu sisi, Muslim-Amerika yang berasal dari Arab, Pakistan dan lainnya pun menolakku, karena aku orang Amerika. Sungguh aku merasa sangat terisolasi," ujarnya lagi.

'Cowboy' Texas AS Fasih Berbahasa Arab dan Terkenal di Saudi. Bersama sang ayah saat masih bayi (Joshua Van Alstine /Washington Post)

Namun, saat ia kuliah di University of North Texas, ia bertemu dengan siswa lain dari Saudi Arabia dan ia merasa diterima oleh mereka. Saat itu, Van Alstine memutuskan untuk belajar Bahasa Arab dan mempelajari dialeknya.

Pada suatu hari di akhir 2011, di basement rumah orangtuanya, ia memutuskan untuk membuat video menantang orang Barat sejauh apa mereka mengerti tentang Islam. Ia mem-posting rekamannya di sebuah situs berbagi video.

Lalu, video lainnya, dengan topik lebih ringan, seperti bagaimana bergaul dengan orang Arab Saudi. Rekaman-rekaman tersebut menggunakan bahasa campuran Arab dan Inggris.

Tak ada yang peduli kecuali teman-teman Saudinya. Mereka men-Tweet aksinya itu hingga anggota kerajaan menonton dan meminta ia berkunjung ke  Saudi. 

Hidupnya berubah, ia kini adalah bule dan berambut pirang asal AS yang bergaul dengan orang Arab Saudi, dan terkenal.

"Aku seperti....'Wow! kalian bergurau?' ketika menganggapku lucu. Di rumah sungguh aku bukan siapa-siapa, namun di sini, aku superstar!" gelaknya.

Dicintai Kerajaan Arab Saudi

Di awal 2012, seseorang dari kerajaan Saudi mencari jejaknya di Facebook dan mengundangnya untuk mengunjungi kerajaan. Van Alstine tiba setelah kematian putra mahkota ke-2, Pangeran Nayef pada Juni 2012. Karena pemuda Texas itu datang sebagai undangan kerajaan, ia berhak menghadiri pemakaman.

Ia bergabung bersama delegasi kerajaan untuk beribadah di Mekah dan ikut jamuan bersama para pangeran senior di salah satu istana di Jeddah. Salah satu diantara mereka adalah Pangeran Salman --yang kini telah menjadi Raja. Van Alstine mencium di keningnya sebagai sebuah tradisi hormat pemuda yang lebih muda ke yang tua.

Kembali ke AS, ia tetap konsisten merekam aksinya dan disebar di dunia maya. Lalu, pada Mei 2013, Kementerian Pendidikan Arab Saudi mengirim email untuk  menjadi host di salah satu acara. Van Alstine mengemasi barangnya dan pindah ke Riyadh. Ia terima tantangan itu.

'Cowboy' Texas AS Fasih Berbahasa Arab dan Terkenal di Saudi.  (Joshua Van Alstine /Washington Post)

Minggu lalu, ia direkrut oleh kantor berita Qatar untuk menjadi salah satu pembawa acara di perayaan Hari Nasional negara itu.

Kendati demikian Van Alstine tetap harus berhati-hati dalam melawak. Ia tidak pernah mengkritik kerajaan Arab karena ia tahu ganjarannya adalah penjara. Komedinya pun tak pernah berat dan tak pernah mempersoalkan politik. Pun tak pernah memaksakan nilai Barat kepada standar lokal.

Sang ayah, Brian Van Alstine adalah orang di belakangnya yang terus mewanti-wanti sang anak agar tidak terlalu keluar jalur.

"Aku terus ingatkan dirinya agar tidak terlalu antusias hingga lupa diri. Aku ingatkan bahwa realitasnya tak semua orang bisa mengerti apa yang kita mau dan tak semua orang bisa mentoleransi aksi kita," kata Brian.

Kebanyakan lawakannya memberi pesan agar Barat menerima Muslim dan memiliki pengertian tentang agama Islam.

Salah satu rekamannya membuat orang Amerika tersentuh. Ia berkisah tentang kecintaannya pada Arab Saudi dan meminta orang lain tak perlu menghakimi seseorang karena keyakinannya.

Video American Badu yang paling populer adalah humor tentang bagaimana komunikasi non-verbal orang arab terjadi hingga mengundang tawa. Lebih dari 2 juta penonton menikmati aksinya.

Berikut aksi American Badu alias Joshua Van Alstine, bule koboi Texas ala Arab Saudi.