Sukses

Ini Kandungan Krim Wajah yang Punya Efek 'Perpanjang Usia'

Ada bahan krim wajah yang memiliki efek sama dengan diet rendah kalori: memperpanjang usia.

Liputan6.com, Sydney - Mengurangi asupan kalori terbukti secara ilmiah melambatkan proses penuaan. Namun baru-baru ini, ditemukan bahwa ada bahan dalam krim wajah yang jika digunakan memiliki efek sama untuk tubuh dengan diet rendah kalori.

Periset di Inggris menemukan bahwa allantoin, zat kimia yang ditemukan di ekstrak botani tanaman comfrey, yang umum digunakan di berbagai krim anti-penuaan, bisa meningkatkan jangka usia cacing tertentu hingga 20 persen. Efek sebanding yang dicapai dengan mengurangi makan.

Jika ada obat yang dikembangkan sehingga manusia bisa mereproduksi zat kimia, kemungkinan penuaan manusia bisa diperlambat, ditambah dengan 20 persen tambahan usia.

"Diet rendah kalori terbukti memiliki manfaat kesehatan untuk manusia, dan walau perlu usaha ekstra, penemuan ini berpotensi menjadi obat terapi penyakit yang disebabkan oleh pertambahan usia," ungkap João Pedro de Magalhães, periset genome penuaan di University of Liverpool.

Untuk mengindentifikasi jenis bahan kimia yang bisa meniru efek diet rendah kalori pada manusia, tim mengumpulkan data dari Connectivity Map, database komprehensif mengenai molekul-molekul sel manusia yang diobati dengan berbagai zat bahan pembuatan obat bermolekul kecil.

Menggunakan algoritma penyamaan pola, periset mencoba menemukan kaitan antara bahan obat dan efek diet rendah kalori. Hasilnya, ada 11 kesamaan, dan lima dari itu dites pada cacing nematode.

Tim ilmuwan menemukan allantoin, dan tiga bahan lainnya: rapamycin, trichostatin A, dan LY–294002 yang dibuat untuk merawat cacing sehingga hidup lama. Tiga dari zat itu, termasuk allantoin, terbukti memperpanjang jangka usia cacing mutan dengan mekanisme anti penuaan, mirip dengan cara kerja diet rendah kalori.

Oleskan krim wajah sesuai jenis kulit dan kebutuhan Anda secara teratur.

"Kami mendapat bukti sejauh ini bahwa bahan-bahan itu bekerja pada cacing, namun studi pada model hewan mamalia lebih penting," ungkap salah satu anggota tim, Shaun Calvert, dikutip Science Alert, Senin (21/12/2015).

"Langkah selanjutnya bagi kami adalah memahami mekanismenya, dimana allantoin memperpanjang jangka usia, dan ini bisa mengungkapkan jalan menuju umur panjang."

Jika cara tersebut bisa berpengaruh pada manusia-- walau saat ini belum ada jaminan, karena efek berbeda antara manusia dan hewan-- itu berarti kita menemukan cara untuk hidup lebih lama.

"Kami sudah menduga bahwa diet rendah kalori memperpanjang usia dalam semua organisme," ungkap Stephen Simpson dari University of Sydney, Australia, mereferensikan risetnya dari tahun lalu, yang membuktikan bahwa diet rendah kalori juga terbukti memberi dampak baik kesehatan pada tikus.

"Bagaimanapun, tak ada yang mampu mempertahankan 40 persen pengurangan asupan kalori dalam jangka panjang. Jika memaksakan, bisa terjadi kehilangan massa tulang, menurunnya libido, dan bahaya terhadap kesuburan." Tutup Simpson.