Sukses

Ibu Ini Lahirkan Anaknya dalam Keadaan Tidur

Mengalami kondisi aneh, Jody Robson bisa tidur selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Ia bahkan melahirkan dalam keadaan tidur.

Liputan6.com, Birmingham - Melahirkan anak merupakan proses yang sangat menyakitkan bagi para ibu. Namun bagi Jody Robson (29), ia tak merasakan sakitnya melahirkan, sebab dalam prosesnya ia tidur lelap.

Jody (24) yang berasal dari Birmingham, Inggris, mengaku ia bisa tidur sampai 11 hari, dan ia tidur panjang saat anak pertamanya, Harley, lahir.

Jody menjelaskan, saat ia bangun dua minggu setelah melahirkan, suaminya, Steven (29) harus 'memperkenalkan' anak laki-lakinya, dan menjelaskan rentetan kejadian melahirkannya.

"Itu membuat saya sedih, karena saya tak mengingat melahirkan, yang seharusnya menjadi momen berharga," Jody menuturkan pada Huffington Post, Kamis (24/12/2015).

"Saya rasa itu kejadian paling menyedihkan yang terjadi pada saya. Itu membuat saya emosional karena saya melewatkannya."

Walau ia belum didiagnosa, Jody percaya dirinya mengidap Kleine Levin Syndrome, penyakit saraf langka yang menyebabkan pengidapnya tak bisa bangun dari tidur selama berhari-hari.

Jody bersama Harley, anak pertamanya. (foto: Huffington Post)

Harley kini berusia enam tahun. Jody dan Steven Robson juga punya anak kedua, Riley (3).

Ibu dua anak ini menyatakan, bahwa bukan hanya kelahiran anaknya yang dilewatkannya. Karena kondisinya, ia terpaksa melewatkan banyak momen di kehidupan kedua anaknya.

"Saya banyak kehilangan," ucapnya. "Tahun pertama dengan anak-anakmu sungguh spesial, namun saya melewatkannya.

"Saya punya banyak episode tidur berhari-hari pada tahun pertama Harley lahir. Saya tertidur sebagian besar waktu. Sungguh membuat frustasi."

Sementara Jody tidur, ibu dan suaminya bertugas menjaga anak-anaknya.

Karena ia bisa tertidur berhari-hari, suaminya harus membangunkannya setidaknya dua kali di tiap episode, supaya ia bisa makan, minum air, dan pergi ke toilet.

Namun, setelah membangunkan Jody sementara untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, ia akan segera tidur lagi.

Episode yang paling umum terjadi pada Jody adalah ia setidaknya tidur seminggu dan menjalani masa pemulihan dua minggu.

"Bukan bagian tertidur yang mengerikan, namun bagian pemulihannya," ucapnya.

Jody menyesal melewatkan banyak momen penting anak-anaknya karena kondisinya. (foto: Metro.co.uk)

"Anda akan merasa takut tidak bisa kembali lagi, dan hari-hari berlalu begitu saja."

Menjelaskan bagaimana rasanya jatuh tidur dalam, Jody mengatakan: "Saya menutup mata sejenak, dan selanjutnya saya bangun dan sudah berlalu dua-tiga minggu.

"Pada Natal 2014, saya tertidur di Malam Natal dan tak pulih hingga 12 Januari 2015.

"Saya tak mengingat apapun mengenai Malam Natal itu. Sungguh menyedihkan saat anak-anak saya sedang berada di ruang keluarga atau rumah saudara membuka hadiah dan makan hidangan Natal seperti keluarga normal, sedangkan saya di tempat tidur."

Ibu dua anak ini mengaku, pengalaman pertamanya tidur panjang terjadi saat ia masih berusia 12 tahun dan tinggal di Alicante, Spanyol.

Jody belum menerima hasil diagnosa-nya. Ia dites untuk epilepsi dan narcolepsy--kondisi di mana penderitanya sering jatuh tertidur mendadak--dan keduanya menunjukkan hasil negatif.

Kondisi KLS merupakan kondisi langka, dan menurut Jody, dokter kini melakukan riset mengenai kondisi ini.

Walau dengan perjuangan yang dihadapinya, Jody mengaku ia tahu cara menghargai masa-masa dimana ia terbangun. Berjalan-jalan ke taman, pegi ke kebun binatang, dan bahkan bermain di rumah dan menonton TV adalah momen-momen yang dihargainya.