Sukses

Ternyata, Rokok Juga Berbahaya untuk Hewan Peliharaan

Bukan hanya pada manusia, rokok juga punya dampak buruk pada hewan peliharaan.

Liputan6.com, Glasgow - Bahaya rokok bagi manusia kini sudah menjadi pengetahuan umum. Namun, bukan hanya bagi manusia, rokok juga punya dampak buruk bagi hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.

Studi yang masih berlangsung dari University of Glasgow menguji efek menjadi 'perokok pasif' pada anjing dan kucing.

Dilaporkan News.com.au, Rabu (30/12/2015), hasilnya terbukti para hewan peliharaan dengan pemilik yang merokok memiliki resiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan, termasuk kanker hewan, kerusakan, dan kenaikan berat badan.

Baca Juga

"Pemilik hewan peliharaan tidak memikirkan akibat merokok pada hewan peliharaan mereka," ungkap Clare Knottenbelt, dosen onkologi dan medis hewan peliharaan.

"Penemuan ini menunjukkan bahwa paparan asap rokok di rumah memiliki dampak langsung pada hewan peliharaan. Ada resiko berlangsungnya kerusakan sel, peningkatan berat tubuh setelah pengebirian, dan sebelumnya ditunjukkan peningkatan resiko akan terjadinya kanker jenis tertentu," bebernya lagi.

Terbukti anjing bisa tahan terhadap jumlah tertentu asap, namun, studi menunjukkan bahwa kucing 'lebih mudah terpengaruh'.

Seekor kucing mendapat kiriman barang lewat pos, tapi petugas pos enggan menyerahkannya tanpa adanya bukti identitas sang kucing.

"Ini bisa jadi karena kegiatan membersihkan diri yang lebih sering dilakukan oleh kucing, yang akan meningkatkan jumlah bahan kimia dari rokok yang masuk ke tubuh mereka," jelas Knottenbelt.

Riset sejauh ini telah menemukan, sementara akses ke luar ruang hanya memiliki dampak kecil pada kucing, merokok jauh dari mereka mengurangi jumlah bahan kimia yang masuk ke tubuh mereka.

Diketahui juga, ketika si pemilik merokok kurang dari 10 kali sehari, tingkat nikotin juga menurun secara segnifikan, walau masih jauh lebih tinggi dibanding kucing yang tinggal di rumah tanpa perokok.

Pemeriksaan terhadap testikel anjing yang sudah dikebiri menemukan bahwa sebuah gen yang menjadi penanda kerusakan sel terbukti lebih tinggi jumlahnya pada anjing di rumah perokok.

Anjing yang tinggal dengan perokok juga mengalami kenaikan berat badan setelah sterilisasi.

Video Terkini