Liputan6.com, Noorwijk - Dongeng Negeri di Bulan ternyata mitos belaka. Saat kali pertama menginjakkan kaki di Bulan pada 21 Juli 1969, manusia memastikan satelit bumi itu kering kerontang. Tak ada kelinci apalagi dewi yang menghuninya.
Namun, teknologi dan ilmu pengetahuan membuat nyaris segalanya mungkin. Termasuk, menjadikan satelit bumi yang tandus itu sebagai tempat tinggal manusia.Â
Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) mengungkapkan rencananya membangun sebuah pangkalan manusia di Bulan.
Hebatnya lagi, program yang disebut 'Moon Village' itu akan dibangun dengan bantuan printer tiga dimensi (3D).
Baca Juga
Pangkalan tersebut ke depan akan membantu manusia mengeksplorasi galaksi dan alam semesta.
Tak serta merta manusia dikirimkan ke sana. Rencananya, para robot akan didaratkan ke Bulan, untuk mempersiapkan permukaan Bulan agar bisa ditinggali manusia. Sejumlah konsep desain pangkalan tersebut pun telah dikeluarkan.
Ke depan, para astronot bisa menggunakan Bulan untuk mengeksplorasi benda-benda angkasa lain seperti Mars -- yang menjadi target utama NASA. Sebelumnya, ditemukan air di Permukaan Planet Merah, yang makin memicu spekulasi keberadaan alien di sana.
ESA mengemukakan target koloni di Bulan dalam konferensi 2 hari yang bertajuk 'Moon 2020-2030 — A New Era of Coordinated Human and Robotic Exploration'.
Konferensi yang diikuti 200 ilmuwan dan ahli membahas lompatan manusia di masa depan dalam hal eksplorasi angkasa luar. Kegiatan tersebut diselenggarakan di European Space Research and Technology Centre di Noorwijk, Belanda.
Advertisement
Kathy Laurini dari NASA optimistis, pangkalan milik Eropa di Bulan akan menjadi batu loncatan bagi astronot yang akan dikirimkan ke Mars.
"Strategi eksplorasi antariksa ESA menjadikan Bulan sebagai tujuan prioritas, yang bisa dijadikan batu loncatan bagi manusia menuju Mars," kata dia kepada SPACE.com, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (4/1/2016).
"Dan pembicaraan soal 'Moon Village' menimbulkan energi positif pada Eropa -- yang memainkan peran penting dalam skenario eksplorasi manusia di alam semesta," tambah Laurini.Â
Pada 2013, ESA menguji kemungkinan menggunakan tanah di Bulan sebagai 'bahan bangunan' pembuatan pangkalan. Dengan bantuan printer 3 dimensi -- yang mengolah material-material untuk dijadikan kubah, yang melindungi manusia di sana dari radiasi luar angkasa.
"Teknologi cetak 3D bisa digunakan untuk memproduksi sebuah struktur secara keseluruhan," kata kepala proyek Laurent Pambaguian. "Tim industrial kami sedang menyelidiki apakah teknologi tersebut bisa digunakan untuk membangun habitat di Bulan."
Koloni manusia di Bulan juga bisa dibangun di bawah tanah.
Sebelumnya, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap, satelit bumi dipenuhi tabung lava (lava tubes) besar yang terbentuk dari aliran lava gunung berapi.
Teori terbaru menyebut, kolom bawah tanah tersebut cukup besar dan stabil untuk menopang struktur kota yang didirikan para koloni di masa depan. Dengan kata lain, manusia bisa membangun permukiman bahkan kota di bawah tanah Bulan. Baca selengkapnya di tautan ini.*