Liputan6.com, Tripoli - Kelompok teroris ISIS menyerang depot minyak di Libia. Ini adalah serangan pertama ISIS ke fasilitas minyak di negara itu, semenjak kelompok pendukungnya menguasai kota pantai Sirte pada musim panas lalu.
Kevakuman kekuasaan pemerintah membuat ISIS semakin mencengkeram kukunya di negara kaya minyak itu.
Baca Juga
Militan ISIS menyerang depot minyak pada Senin 4 Januari 2016. Depot itu berada di pelabuhan Siddra, terminal minyak terbesar Libia, menurut pernyataan militer.
Advertisement
Terjadi baku tembak antara penjaga terminal dengan ISIS yang mengakibatkan 2 penjaga tewas, sementara 10 penyerang merengang nyawa. Hal itu diungkapkan oleh Ali al-Hassi, juru bicara Libya's Petroleum Guards Force.
Baca Juga
Serangan pertama ISIS dilakukan dengan mobil bom bunuh diri di pemeriksaan militer di pintu gerbang Siddra. Dua tentara tewas, kata seorang kolonel militer yang loyal kepada kubu pemerintah yang mendapat dukungan dari Barat.
"Kami diserang dengan puluhan konvoi kendaraan ISIS. Lalu mereka melontarkan serangan ke kota Ras Lanaouf, tapi tak bisa masuk," beber Kolonel Bashir Boudhfira seperti dilansir DW, Selasa (5/1/2016).
Hal yang sama diungkapkan oleh seorang tentara yang pro pemerintah yang didukung dunia internasional. Ia berbasis di Tobruk, di timur jauh Libia mengatakan angkatan udara berhasil melawan kelompok tersebut.
ISIS Cari Minyak Libia
Kelompok ISIS yang berbasis di Suriah dan Irak mengontrol laut Mediterania Libia. Adapun kota-kota yang mereka kuasai adalah Sirte dan al-Nofaliyeh, barat terminal Siddra.
ISIS juga mencoba menyerang dari Kota Sirte dalam beberapa minggu terakhir untuk menguasai 'pusat minyak' seperti Siddra dan Ras Lanouf.
Sementara itu, pemerintahan Libia terpecah dua. Satu berbasis di Tripoli, yang satu lagi bermarkas di timur negara itu, di kota Tobruk. Akibat perpecahan ini, telah menciptakan kekosongan keamanan yang membuat militan melirik untuk mengokopasi negara peninggalan diktaktor Moammar Khadafi itu.
Menurut asosasi minyak Libia, serangan tersebut menghanguskan 420 ribu barel minyak di Ras Lanouf. Namun, ISIS tak berhasil mengambil alih depot minyak tersebut.
Atas serangan itu, ISIS berkoar dalam Twitter-nya dan mengklaim serangan itu dilakukan oleh pejuanganya bukan untuk mengambil alih minyak, melainkan melawan musuh Tuhan. Grup itu juga mengatakan bahwa mereka berhasil menguasai kota Ben Jawad, 145 kilometer dari timur pantai tengah kota Sirte, di mana ISIS menguasai semenjak Juni 2015.
Serangan itu memaksa dunia internasional untuk mendamaikan dua pemerintahan Libia, yaitu pemerintahan di kota Tobruk dan Tripoli.*