Sukses

Dari 'Zona Merah' Sejarah Makanan Kaleng Bermula

Setelah memenangkan hadiah atas jasanya mengawetkan makanan, Appert mengembangkan metode tersebut selama bertahun-tahun.

Liputan6.com, Paris - Sejak jaman prasejarah, manusia dengan beragam cara berupaya membuat makanan lebih awet. Mulai dari fermentasi, pengasinan, pengeringan, hingga pengasapan dan terciptanya makanan kaleng.

Akan tetapi, waktu itu tak ada satupun yang berhasil mempertahankan makanan agar tetap segar.

Pada tahun 1795, pemerintah Prancis -- waktu itu disebut Direktori -- memutuskan untuk mencari suatu cara untuk mengolah suplai makanan tentaranya. Kala itu, Prancis terlibat peperangan di Italia, Belanda, Jerman dan Karibia, sehingga perlu sumber pangan yang stabil dan terjamin bagi para prajurit dan pelautnya yang sedang pergi jauh.

Para pemimpin Prancis kemudian menawarkan hadiah 12 ribu Franc (mata uang Prancis dahulu) melalui Society for the Encouragement of Industry, bagi mereka yang mampu membuat terobosan untuk pengawetan makanan.

14 tahun kemudian, saat Napoleon berkuasa, kekuatan militer Prancis sangat perkasa namun sering didera masalah kelaparan. Kreasi Nicolas Appert, koki muda dari daerah Champagne Appert -- yang akhirnya memenangkan hadiah kreasi mengawetkan makanan -- yang kemudian membuat kendala itu berakhir.

Pria yang bekerja sebagai juru masak kaum bangsawan Prancis itu berjibaku dengan penelitian tentang pengawetan makanan. Inovasinya saat itu adalah kemasan kedap udara dalam botol sampanye, yang disegel dengan campuran aneh namun efektif: campuran keju dan jeruk limau.

Kreasi Appert didasarkan pada 2 teknik pengawetan terdahulu, yakni mengedapkan udara dan memanaskan makanan, namun gagal mengombinasikan keduanya, seperti dikutip dari History.com, Rabu (6/1/2016).

Appert kemudian beranjak dari penggunaan botol sampanye ke wadah kaca berleher lebar. Pada tahun 1803, makanan hasil pengawetannya yang terdiri dari sayuran, buah, daging, susu dan ikan dikirim dalam rangka uji coba ke angkatan laut Prancis.

Setahun berikutnya pada 1804, pabrik milik Abbert mulai bereksperimen dengan daging kemasan kaleng yang ditutup rapat lalu diamati selama berbulan-bulan untuk medeteksi apakah ada tanda-tanda penggelembungan. Kaleng yang tak menggelembung dianggap aman untuk dijual atau disimpan lebih lama lagi.

Upaya Appert membuahkan hasil, pada 1806, gastronomis (ahli sejarah makanan) legendaris Grimod de la Reynière menyanjungnya dalam sebuah tulisan. Menyebutkan kalau kacang polong segar kalengan buatannya "hijau, lembut dan lebih harum dari yang dimakan pada puncak musimnya."

Tiga tahun kemudian, Appert secara resmi dianugerahi hadiah Direktori -- dengan ketentuan ia memublikasikan metode pengawetannya tersebut. Barulah pada tahun 1810, ia menerbitkan hasil penelitiannya dengan judul "The Art of Preserving, for Several Years, all Animal and Vegetable Substances" atau "Seni Mengawetkan Semua Daging Hewan dan Sayur-sayuran selama Beberapa Tahun."

Proses yang dilakukan Appert menjadi lebih fantastis, karena mampu mendahului penemuan Louis Pasteur tentang sterilisasi dan perkembangan kuman selama lebih dari 50 tahun. Termasuk makanan kaleng yang juga sudah ada 30 tahun sebelum alat pembuka kaleng pertama dibuat.

Saat itu, kaleng makanan pertama dibuat dari baja berlapis timah atau bahkan besi cor dengan tutup yang berat. Sehingga harus dibuka dengan cara dipahat atau ditusuk dengan bayonet para tentara.

Setelah memenangkan hadiah atas jasanya mengawetkan makanan, Appert mengembangkan metode tersebut selama bertahun-tahun -- di tengah-tengah kekacauan Prancis pasca tumbangnya Napoleon. Pabrik miliknya tetap berinovasi walau terus merugi, hingga akhirnya Appert meninggal dunia dalam kondisi miskin pada tahun 1841.

Saat itu, berbagai teknik pengawetan kreasinya telah digunakan untuk mengalengkan makanan, mulai dari tiram New York, sarden Nantes hingga tomat Pennsylvania dan buah-buahan Italia.

Makanan kaleng sangat besar peranannya di abad ke-19 karena menjadi sumber pangan bagi para prajurit dalam Perang Krimea, Perang Saudara Amerika Serikat, dan Perang Prancis-Prusia, serta menjadi bekal bagi para penjelajah.

Setelah era depresi global tahun 1873, ekspor makanan kaleng Amerika Serikat meroket tajam yang dipimpin oleh perusahaan-perusahaan macam Campbell, Heinz dan Borden. Pada tahun 1904, Max Ams Machine Company di New York mematenkan proses penyambungan ganda (double-seam).

Saat ini, mesin penyambungan ganda mampu mengemas lebih dari 2 ribu kaleng per menit.