Sukses

Sosok Pemuda Pemalu di Balik Kedok Algojo 'Jihadi John' Baru

Dahulu Siddharta Dhar adalah penikmat bir, film Hollywood, Linkin Park dan Nirvana. Kini sosoknya muncul dalam video eksekusi ISIS.

Liputan6.com, London - Identitas pengganti sosok Jihadi John terkuak. Ia muncul dalam video propaganda ISIS teranyar. Dahulu pria itu dikenal sebagai fans sepak bola klub Arsenal dan grup musik Nirvana yang dimotori mendiang Kurt Cobain.

Dilahirkan di London dan dari keluarga 'India' beragama Hindu, Siddharta Dhar biasa dipanggil Sid. Oleh teman-temannya, pria berusia 32 tahun itu, sering menikmati bir dan sering mengajak teman perempuannya nonton film laga Hollywood di bioskop. Tak hanya itu, Sid remaja bercita-cita jadi dokter gigi.

Keluarganya mengatakan bahwa Sid adalah anak yang sensitif. Perangainya berubah drastis saat berusia 16 tahun ketika sang ayah meninggal. Ia menutup diri.

Terlebih ketika Sid memutuskan untuk menjadi mualaf 10 tahun lalu. Ia mematikan TV, tidur di lantai bahkan mengatakan kepada ibunya ia tidak bisa mencintainya lagi karena perempuan yang melahirkannya itu tak seiman dengannya.

Sid juga berhenti sekolah. Ia mulai pekerjaannya sebagai sales penyewaan wahana permainan kasur lompat untuk anak-anak sambil mendukung kelompok militan Al-Mujahiroun dan merekut pemuda-pemuda.

Penyendiri Penikmat Linkin Park dan Nirvana

Sang kakak, Donika Dhar geram bukan lain ketika mengetahui adiknya adalah sosok pengganti Jihadi John.

"Aku akan bunuh dia dengan tanganku sendiri kalau ia benar pengganti Jihadi John," kata Konika, kepada The Independent, Rabu (6/1/2016).

Perempuan 30-an awal itu mendiskripsikan saudara laki-lakinya sebagai sosok pemalu, pendiam yang menyukai bola, film Holywood. Sid juga kerap kali mengencani gadis-gadis dan minum bir sesekali.

Koleksi lagu-lagu Linkin Park dan Nirvana kerap kali terdengar dari kamarnya. "Saudara laki-lakiku pindah jadi mualaf sejak 10 tahun lalu. Ia anak yang baik, dan pemalu."

Salah satu teman perempuannya yang enggan mengungkapkan jati dirinya juga mengatakan Sid anak baik yang tak mungkin terlibat kesulitan.

"Dia memang hanya punya sedikit teman, lebih senang sendiri. Memang bukan anak populer dan mudah dilupakan, tapi dia anak yang baik dan ramah," kata bekas teman perempuannya itu yang pernah suatu kali diajak kencan.

Karena aktivitasnya mendukung kelompok yang dilarang oleh Inggris, Sid ditahan tahun lalu. Pihak keamanan lalu menahan paspornya dan mencantumkan namanya dalam daftar teroris Inggris.

Kendati tak memiliki paspor, ia memiliki jaringan ekstremis. Dalam 24 jam setelah pembebasannya ia berkelana ke Paris, lalu ke Suriah dengan istrinya yang tengah hamil tua dan empat anak lainnya.

2 dari 2 halaman

Promosikan 'Jerat' Surga ISIS

Sid bertemu istrinya Aisha dan kemudian menikahinya saat pemuda itu berusia 23 tahun. Bekas tetangga mereka di timur laut London, curiga Aisha-lah yang mencuci otak Sid.

Keduanya bertemu di masjid Finsbury Park Mosque di mana ulama garis keras Omar Bakri Mohammed sering berceramah di situ. Omar adalah salah satu tokoh yang protes di depan kedutaan AS di London pada perayaan 10 tahun 9/11. Ia dan beberapa pengikutnya sempat ditahan setelah unjuk rasa selesai. 

Pemuda Pemalu, Sosok di Balik Algojo Jihadi John Baru. Sid saat berdemo di depan dubes AS di London.  (Sputnik News)

Aisha Tariq juga dicurigai orang yang meracuni pikiran kakak perempuan dan suaminya dengan pemikiran ekstremis. Sang kakak dan kakak ipar telah berangkat ke Suriah pada Agustus lalu.

Sid kemudian dikenal dengan Abu Rumasyah dan oleh media Inggris dianggap sebagai salah satu narasumber ekstremis Inggris. Ia pernah diwawancarai Channel 4, VICE, dan Al Rai, serta ABC News. Sid diketahui 'berguru' pada Anjem Choudary, ulama Inggris garis keras.

Jerat Surga 'ISIS'

Di Suriah, Sid lalu menulis buku pedoman bagi mereka yang ingin bergabung dengan ISIS sebanyak 46 halaman.

Dalam buku itu, ia menulis negara ISIS itu seperti resor di sepanjang pantai Mediterrania. Sid juga menuliskan cokelat Inggris macam Kit Kats, Bounty bars, Snickers gratis di mana-mana. Juga tersedia kopi di sudut kota.

"Kalau kalian khawatir karena telah meninggalkan kopi lokal Costa, di sini kalian akan berbahagia karena khalifah menyediakan latte dan cappuccino terbaiknya," tulis Sid seperti dilansir dari Daily Mail.

"Kalian jangan galau karena wafer Snickers, Kit Kat, Bounty, Twix, Kinder, dan ya Cadbury, sebut saja semuanya, kami punya."

Tak ketinggalan promosi pendidikan ala ISIS.

"Di negeri kalifah tidak ada kelas yang mempromosikan homoseksual, evolusi, musik, drama, dan antar kepercayaan serta pelajaran sampah lainnya yang diajarkan di sekolah non-muslim. Pikiran suci anak-anakmu akan terlindungi oleh khalifah," tulis Sid dalam buku itu.

Sid juga mengatakan ibu kota ISIS adalah tempat magis bagi para mereka yang bertalenta.

"Kalau kalian berpikir London atau New York adalah kosmopolitan, tunggu sampai kalian injakkan kaki di sini," ucapnya. *

Video Terkini