Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan percaya kalau mereka telah menemukan gen yang bertanggung jawab menentukan kecerdasan telah ditemukan. Yang juga bisa dimanipulasi untuk meningkatkan kekuatan otak.
Temuan mereka pun sontak membuat para pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Jumat (8/1/2015) semakin penasaran. Berita lain yang tak kalah mencuri perhatian adalah berita terkait main game yang dibayar miliaran rupiah, dan kisah eks PSK jadi 'Ratu Bajak Laut'.
Selengkapnya dalam Top 3 Global berikut ini:
Advertisement
1. Gen Ini Menentukan Kecerdasan Seseorang?
Para peneliti sudah lama percaya kalau kecerdasan seseorang itu diwariskan. Dari hasil penelitian menunjukkan, kalau 75 persen dari IQ seseorang ditentukan oleh faktor genetik, dan sisanya oleh faktor lingkungan seperti pendidikan dan pergaulan seseorang.
Namun hingga saat ini, belum seorangpun mampu menunjukkan secara persis gen mana yang bertanggung jawab atas ingatan, konsentrasi, kecepatan pemrosesan atau kemampuan penalaran seseorang.
Imperial College London telah menemukan dua jaringan gen yang dianggap menentukan apakah seseorang akan jadi cerdas atau tidak. Mereka menganalogikan jaringan gen ini seperti tim sepakbola.
2. 'Pekerjaan Paling Enak': Main Game, Bocah Ini Dibayar Miliaran
Bagi kebanyakan orang, bisa punya penghasilan 150 ribu dolar Australia atau sekitar Rp 1,6 miliar dalam setahun terkadang cuma impian. Tapi tak demikian bagi remaja berusia 17 tahun ini, yang bisa mengantongi uang sebanyak itu hanya dalam 2 minggu.
Modalnya: hanya kemahiran bermain video game.
Mengetahui keahlian remaja berpenghasilan fantastis itu, tak sedikit para pekerja yang merasa gundah gulana.
3. Eks PSK Menjelma Jadi 'Ratu Bajak Laut' Paling Berkuasa di Asia
Namanya, Ching Shih. Ia lahir sekitar tahun 1775, tanggal kelahirannya tak dianggap penting. Tak ada yang mengira perempuan itu bakal jadi orang besar.
Tak jelas bagaimana masa lalunya, sejarah hanya mencatat, pada usia 26 tahun, Ching Shih menjadi pekerja seks komersial (PSK) di sebuah rumah bordil terapung di Kanton.
Di sana lah ia beradu pandang dengan Zheng Yi, bajak laut yang relatif sukses, menguasai armada kapal kecil yang dikenal sebagai 'Red Flag Fleet' -- armada bendera merah.