Sukses

Naga hingga 'Monyet Bersin', Ini 10 Temuan Hewan Terunik 2015

Para peneliti berhasil menemukan naga laut berwarna merah rubi di lepas pantai Australia. Selain itu ada monyet bersin hingga burung teror.

Liputan6.com, Jakarta - Tiap tahun, para ilmuwan pergi menjelajah hutan, laut dan padang pasir untuk meneliti hewan-hewan, serta singgah di museum untuk meneliti fosil binatang purba. Kalau beruntung, mereka bisa saja menemukan spesies-spesies baru.

Tahun ini saja misalnya, para peneliti berhasil menemukan naga laut berwarna merah rubi di lepas pantai Australia, spesies baru kura-kura raksasa di Kepulauan Galapagos serta cacing berduri kuno berkaki 30 di China.

Berikut ini 10 spesies hewan baru dan tergolong unik yang berhasil diidentifikasi pada tahun 2015, baik yang masih eksis maupun yang sudah punah, dikutip dari Live Science, Jumat (8/1/2016):

1. Monyet Bersin

Snubby si monyet bersin, ia dijuluki demikian karena hidungnya yang terbalik sehingga selalu kemasukan air di kala hujan turun. Monyet berwarna hitam-putih yang unik ini hidup di utara Myanmar dan sering terdengar bersin-bersin untuk mengeluarkan genangan air di hidungnya. Kasihan.

Tapi hewan unik ini cukup cerdik. Menurut World Wildlife Fund (WWF), ia sering menelungkupkan kepalanya di antara lutut saat hujan sehingga ia tidak perlu bersin setiap saat.

Para peneliti mengungkapkan penemuan monyet bersin (Rhinopithecus) ini ke dunia tahun 2010, tapi menurut laporan WWF terbaru tahun 2015, ini baru satu di antara 211 spesies baru yang ditemukan di timur Himalaya antara tahun 2009 hingga 2014.

2. Siput Terkecil di Dunia

Seekor siput kecil di Kalimantan sukses menyisihkan sesama spesies siput lainnya di China, untuk meraih gelar siput terkecil di dunia.

Si siput mungil ini, Acmella nana, memiliki cangkang berwarna putih tembus cahaya yang mengkilap dengan tinggi sekitar 0,7 milimeter. Ia hidup di perbukitan kapur di pulau tropis.

Saking kecil ukurannya, para peneliti tak bisa melihat siput ini dengan mata telanjang di alam bebas. Jadi mereka mencarinya dengan cara menyekop tanah dari hutan tropis, lalu memeriksanya di bawah mikroskop.

Para peneliti menyebutkan kepada LiveScience, kalau Acmella nana kemungkinan memakan bakteri dan jamur yang tumbuh di atas kapur basah.

Moluska berukuran mini ini adalah salah satu dari 48 spesies siput yang berhasil diidentifikasi para ilmuwan dalam penelitian tersebut.

2 dari 4 halaman

Burung Teror Hingga 'Kuda Nil'

3. Burung Teror

Bayangkan ada burung setinggi 3 meter yang tak bisa terbang, mengejar-ngejar mangsanya dengan paruhnya yang bengkok. Hewan mengerikan semacam ini pernah hidup di Amerika Selatan, sekitar 1,8 juta hingga 50 juta tahun yang lalu. Burung ini diberi nama burung teror (terror bird).

Bulan April lalu, para peneliti mengumumkan bahwa mereka telah menemukan spesies baru burung teror (Llallawavis scagliai) di pantai timur Argentina. Spesimen berusia 3,5 juta tahun ini adalah fosil burung teror paling lengkap yang pernah ditemukan. Sekitar 90 persen dari keseluruhan tulang-tulangnya ditemukan masih utuh.

Para peneliti menjelaskan, analisis struktur telinga dalam menunjukkan kalau L. scagliai bisa mendengar suara berfrekuensi rendah -- yang artinya ia bisa mendengar bunyi derap kaki mangsanya dari kejauhan.

4. Tawon Dementor

Para peneliti menamai spesies tawon baru ini Ampulex dementor, atau biasa disebut secara singkat sebagai “tawon dementor.” Nama ini terinspirasi dari tokoh dementor dalam kisah Harry Potter, makhluk seperti hantu yang menyedot pikiran-pikiran bahagia (serta menyedot jiwa, saat mereka lapar).

Para peneliti menjelaskan kalau tawon ini hidup dengan memakan kecoa. Caranya menakutkan: ia menyuntikkan racun ke perut serangga itu yang menyebakan mangsanya berubah seperti zombie tak bergerak.

Akan tetapi racun tersebut tidak sampai membunuh, yang artinya kecoa tadi dimakan hidup-hidup oleh tawon dementor tersebut.

5. Vacuum Cleaner Seukuran Kuda Nil

Sekitar 23 juta tahun lalu hidup mamalia seukuran kuda nil yang menggunakan moncongnya yang panjang layaknya vacuum cleaner -- menyedot potongan-potongan ganggang dan rumput laut di sepanjang pantai.

"Ounalashkastylus tomidai, nama si binatang yang sudah punah ini, tergolong ke dalam ordo Desmostylia -- satu-satunya ordo mamalia laut yang sudah punah seluruhnya," jelas para peneliti kepada Live Science, Oktober 2015 lalu.

Para peneliti menemukan empat kerangka O. tomidai, satu di antaranya masih bayi, di Unalaska, Kepulauan Aleutian.

"Bayi itu jadi petunjuk kalau mereka berkembang biak di sana," jelas Louis Jacobs, salah satu peneliti yang juga ahli paleontologi vertebrata di Southern Methodist University di Texas. "Mereka pasti tinggal di daerah terlindung untuk melindungi anak-anaknya dari ombak dan arus."

3 dari 4 halaman

Laba-laba Hingga Ular Berkaki 4

6. "Skeletorus" and "Sparklemuffin"

Kalau tidak takut melihat laba-laba, anda mungkin akan suka melihat dua spesies indah yang dijuluki 'Skeletorus' dan 'Sparklemuffin' ini.

Keduanya adalah laba-laba merak -- dinamai demikian karena warnanya yang cerah dan ritual musim kawinnya yang seperti tari-tarian -- seperti dilaporkan oleh Live Science di bulan Februari 2015.

Skeleretorus (Maratus sceletus) terlihat seperti rangka-rangka di film kartun dengan tanda-tanda berwarna hitam dan putih, sementara Sparklemuffin (Maratus jactatus) berwarna merah dan biru. Keduanya ditemukan di Australia, dan menjadi bukti keberagaman kelompok laba-laba merak.

7. Kalajengking Laut Raksasa

Sewaktu penggalian sebuah kawah meteorit kuno di Upper Iowa River, para peneliti menemukan fosil yang berasal dari bangkai kalajengking seukuran manusia, dengan dua tungkai yang runcing dan berbentuk dayung.

Kalajengking laut (Pentecopterus decorahensis) ini kemungkinan makan kerang dan makhluk licin menyerupai belut saat mereka hidup sekitar 460 juta tahun yang lalu, seperti dijelaskan oleh para peneliti kepada LiveScience pada September kemarin.

P. decorahensis adalah arthropoda kuno yang berkerabat dengan kepiting tapal kuda dan arakhnida, yang sekaligus menjadikannya kerabat tua dari skeletorus dan sparklemuffin.

8. Ular Berkaki Empat

Ular masa kini bergerak dengan cara merayap menggunakan perutnya. Namun 120 juta tahun yang lalu, nenek moyang ular ini pernah punya empat kaki, masing-masing dengan lima jari.

Spesies baru tersebut secara kebetulan ditemukan di sebuah museum yang memamerkan fosil dari Formasi Crato di timur laut Brasil. Museum Solnhofen di Jerman melabelinya sebagai “Unknown fossil” (fosil tak diketahui), namun David Martill seorang ahli paleobilogi dari University of Portsmouth di Inggris mengamatinya kembali secara cermat. Dia kaget saat menyadari kalau fosil binatang tersebut punya empat kaki.

Para peneliti menamai ular sepanjang 20 cm ini Tetrapodophis amplectus, yang berarti ular berkaki empat.

4 dari 4 halaman

Tikus 'Vampir' Hingga Sepupu T Rex

9. Tikus Berhidung Babi dan Bergigi Vampir

Seekor tikus aneh dari Sulawesi diidentifikasi sebagai spesies baru. Makhluk ini (Hyorhinomys stuempkei) memiliki hidung mirip hidung babi dan gigi terbalik berukuran besar yang sekilas mirip gigi vampir.

"Aku tak pernah melihat tikus dengan hidung seperti itu," ungkap kurator mamalia di Lousiana State University Museum of Natural Science, Jacob Esselstyn kepada Live Science, Oktober kemarin. "Ketika aku melepaskannya dari perangkap, aku langsung tahu kalau ini spesies baru. Tak ada keraguan sedikitpun di benakku."

10. Sepupu Vegetarian T-Rex

Tyrannosaurus rex dikenal dengan gigitannya yang sanggup meremukkan tulang serta giginya yang bak pisau, namun sepupunya yang baru ditemukan, Chilesaurus diegosuarezi, ternyata tak doyan daging seperti halnya T-rex.

Diego Suárez, bocah berusia 7 tahun putra seorang ahli paleontologi, menemukan fosil C. diegosuarezi pada penggalian tahun 2010 di selatan Chili. Penggalian menyeluruh sukses mengumpulkan lebih dari selusin fosil hewan yang ukurannya bervariasi, mulai dari seukuran kalkun hingga sepanjang 3 meter.

Hewan ini juga cuma makan tumbuhan.

Dinosaurus berusia 145 juta tahun ini tergolong unik dengan karakteristik mirip theropoda (dinosaurus berkaki dua pemakan daging), namun pemakan tumbuhan.

"Hal ini menunjukkan kalau kita belum benar-benar tahu banyak tentang dinosaurus," kata Thomas Carr, profesor biologi di Carthage College di Wisconsin yang juga ahli paleontologi vertebrata, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

 

 

Video Terkini