Sukses

Aplikasi Belajar 'Bahasa Indonesia' Terpopuler di Australia

Aplikasi bahasa sambil bermain ini akan diujicobakan di sekitar seribu playgroup di Australia.

Liputan6.com, Sydney - Pemerintah Australia membuat sebuah aplikasi untuk mendorong lebih banyak anak-anak di Negeri Kanguru belajar bahasa asing. Aplikasi itu dibuat karena dalam 50 tahun terakhir murid sekolah di Australia yang belajar bahasa asing jumlahnya menurun dari angka 40 persen menjadi sekitar 12 persen ketika mereka berada di kelas 12.

Sekarang pemerintah Federal Australia melakukan uji coba dengan menciptakan aplikasi untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Melalui aplikasi itu mereka berkesempatan mempelajari 1 dari 5 bahasa asing.

Secara keseluruhan ada 35 aplikasi yang dibuat oleh Early Learning Languages Australia (ELLA), berisi 7 aplikasi khusus untuk mempelajari 5 bahasa, yaitu Mandarin, Jepang, Indonesia, Prancis dan Arab.

Menteri Pendidikan Australia Simon Birmingham mengatakan uji coba ini sudah dilakukan di 41 playgroup (di Australia disebut preschool) berbeda.

"Uji coba ini memberikan akses bagi anak-anak berusia di bawah 5 tahun kesempatan belajar bahasa asing lewat aplikasi," kata Birmingham seperti dikutip dari ABC News, Rabu (13/1/2016).

Senator Birmingham mengatakan di Australia minat untuk belajar bahasa Indonesia sebenarnya menurun di tingkat sekolah menengah dalam beberapa tahun terakhir. Namun dalam uji coba sejauh ini, bahasa yang populer dalam penggunaan aplikasi ini adalah bahasa Indonesia.

"Bila ada pertanda bahwa kita bisa memberikan dorongan kepada mereka sejak usia dini, maka itulah yang harus lebih banyak dilakukan," kata Senator Birmingham.

Aplikasi bahasa sambil bermain ini sekarang akan diujicobakan di sekitar seribu playgroup dengan biaya sekitar 6 juta dolar Australia atau sekitar Rp 58 miliar.

Pemerintah berharap keadaan itu akan berubah. Saat ini mereka mulai mencari sasaran anak-anak yang lebih muda. Dengan bantuan aplikasi ini, mereka menyasar anak antara usia 4 sampai 5 tahun.

Senator Birmingham mengatakan bila uji coba lanjutan ini dianggap berhasil, maka aplikasi ini akan diberlakukan secara nasional mulai tahun 2017. Lalu rencana ke depannya dilanjutkan dengan membuat aplikasi pelajaran matematika dan sains.**

Â