Liputan6.com, Kunming - Siapa sangka leluhur sebagian warga Tiongkok sebenarnya memiliki warna kulit yang lebih gelap? Warna kulit itu ditengarai berubah menjadi lebih putih setelah terjadinya mutasi genetik.
Dikutip dari Shanghaiist.com pada Kamis (14/01/2016), suatu penelitian internasional mengungkapkan bahwa perubahan warna kulit suku Han merupakan mutasi gen OCA2.
Baca Juga
Baca Juga
Walaupun memberikan warna kulit yang lebih putih, mutasi yang diduga terjadi pada 15.000 tahun lalu itu juga berkaitan dengan sejumlah penyakit.
Advertisement
Penelitian hal ini dipimpin oleh profesor Meng Anming yang dibantu dengan tim penelitian dari Tiongkok, Eropa, dan AS. Mereka melakukan analisa sampel dari setidaknya 1.000 orang. Hasil temuan ini diterbitkan dalam jurnal terkini Molecular Biology and Evolution.
Â
Â
Diduga, mutasi gen ini terjadi setelah leluhur suku Han Tiongkok melakukan migrasi ke arah utara dari kawasan di tenggara Tiongkok maupun Asia Tenggara, sekitar 25.000 hingga 30.000 tahun lalu.
Kurangnya terpaan cahaya matahari di kawasan utara memicu evolusi gen OCA2 sehingga mereka yang berkulit lebih pucat dapat menyerap lebih banyak sinar matahari.
Keuntungan itu berpotensi mengatasi kekurangan vitamin D dan secara perlahan membuat mereka lebih tegar untuk menyintas di lingkungan baru.
Sebetulnya, mutasi gen yang dimaksud juga bertanggungjawab atas sejumlah fenomena semisal albinisme, radang mata akut, sindrom Angelman, kesulitan belajar, dan ketagihan makan.
Untuk keperluan penelitian ini, para peneliti menguji mutasi gen OCA2 pada tikus-tikus percobaan yang ternyata mengalami ‘pemutihan’ juga.
Menarik untuk disimak, terungkap bahwa bangsa Eropa juga mengalami pencerahan kulit melalui serangkaian mutasi gen yang berbeda—yaitu SLC24A5 dan SLC45A2—dan juta sejumlah dugaan lain oleh para peneliti terkait perubahan makanan dan seleksi seksual.
Merujuk kepada South China Morning Post, disebutkan bahwa banyak wanita Tiongkok berangan-angan menjadi ‘bai-fu-mei’ yang mengacu kepada tiga huruf Tiongkok dengan arti ‘putih-kaya-cantik’.
Penelitian oleh perusahaan penelitian pemasaran Mintel pada tahun lalu mengungkapkan bahwa 95% kaum wanita Tiongkok yang berusia antara 20 hingga 49 tahun menggunakan masker muka untuk memutihkan wajah mereka—ini 3 kali lebih banyak daripada penggunaan di Inggris.