Sukses

Debat Capres Republik, Donald Trump Sebut Insiden Teror Jakarta

Donald Trump berkukuh tak akan mengubah kebijakannya terkait muslim.

Liputan6.com, South Carolina - Donald Trump kembali beretorika dalam debat kandidat capres AS Partai Republik. Meski pernyataannya kerap kontroversial, ia tak bergerak dari peringkat pertama di antara kandidat lain parpol berlambang gajah itu. Trumpp masih jadi favorit.

Salah satu pernyataannya yang paling kontroversial sepanjang kampanye calon Presiden AS adalah tidak memperbolehkan seluruh muslim, tak terkecuali warga AS, masuk ke Negara Paman Sam. Ketika ditanya oleh moderator di debat yang disiarkan oleh Fox News, Kamis, 14 Januari 2016 tentang kebijakannya terhadap muslim, ia menjawab tegas.

"Tidak, rencana saya terhadap seluruh muslim, tak terkecuali warga AS, tidak akan berubah."

Miliuner properti itu juga menolak kebijakan AS menerima pengungsi dari Suriah.

"Mereka itu Kuda Trojan. Dalam gerombolannya mereka membawa simpatisan ISIS masuk ke AS," ujar Trump. Ia memberi contoh aksi teroris yang semakin meningkat di seluruh dunia adalah akibat dari para pengungsi tersebut.

"Kalian lihat penembakan San Bernardino, pelakunya muslim dan pendatang. Pelaku teror Paris. Siapa lagi kalau bukan pendatang, dan muslim, dan mereka semua ISIS," kata Trump berapi-api dalam debat, seperti dilansir Washington Post. 

"Semua bom, bom, bom. Di Indonesia baru saja terjadi bom, pelakunya ISIS. Mereka datang dari Suriah. Ini kenyataan. Itu jelas bukan kebijakan AS untuk menerima antrean imigran. Mereka bisa saja Kuda Trojan," kata Trump.

Ledakan bom dan baku tembak yang terjadi di kawasan Jalan MH Thamrin Jakarta terindikasi kuat dilakukan oleh kelompok simpatisan ISIS. Hal itu dikemukakan oleh Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan. Dalam insiden itu 7 orang tewas, 5 di antaranya adalah pelaku dan sisanya adalah warga sipil.

Adapun pelaku teroris adalah kelompok Bahrun Naim dan mereka semua warga Indonesia.

Dukungan pada Indonesia atas kasus bom di Jalan MH Thamrin mengalir dari banyak pihak. Salah satunya datang dari Amerika Serikat lewat keterangan resmi kedutaan besarnya.

"Kami menyatakan belasungkawa kepada pihak keluarga korban yang tewas dan mengharapkan pemulihan menyeluruh bagi korban luka-luka. Kami juga menegaskan kembali tekad kami untuk terus bekerja sama dengan pemerintah (Indonesia) dalam menumpas ancaman terorisme bersama," sebut keterangan resmi Kedutaan AS kepada Liputan6.com.

Adapun kebijakan Trump yang sensasional itu mendapatkan banyak kecaman, tak terkecuali oleh sesama kandidat dari Partai Republik.

"Seluruh muslim? Serius? Tidak bisa begitu, kita harus bekerja sama dengan Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, muslim di India, untuk memerangi ISIS," kata Jeb Bush, seperti dilansir dari Washington Post.

"Bukan muslimnya yang kita hancurkan, tapi teroris yang mengatasnamakan agama yang harus kita libas," ujar Bush lagi dalam debat itu menanggapi Trump.

Sejak kali pertama Trump mengeluarkan pernyataan pelarangan terhadap masuknya muslim, Gedung Putih berang. Kantor Presiden AS itu mengatakan bahwa pernyataan Trump tidak sejalan dengan konstitusi AS dan tak seharusnya ia menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

Itu kali pertamanya Gedung Putih meradang dan berkomentar atas calon kandidat presiden.**