Liputan6.com, Ouagadougou - Sebuah hotel di Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso, diserang sekelompok orang bersenjata. Sebanyak 20 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.
Kepala Rumah Sakit Ouagadougou Robert Sangare membenarkan ada 20 orang tewas.
"Beberapa pria bertopeng menyerbu Splendid Hotel, mengambil sandera setelah bom mobil meledak di luar," kata saksi mata seperti dikutip dari BBC, Sabtu (16/1/2016).
Advertisement
Melalui akun Twitternya, Menteri Komunikasi Burkina Faso Remis Dandjinou mengatakan, sekitar 30 sandera telah dibebaskan, tapi operasi militer masih berlangsung.
Para saksi mengatakan, segera setelah pukul 01.00, operasi menyelamatkan sandera dari hotel sudah berlangsung. Sebagian dari hotel terbakar.
"Menteri Pekerjaan Umum Clement Sawadogo di antara mereka yang dibebaskan, 33 lainnya berada di rumah sakit dalam perawatan," demikian salah satu informasi yang disampaikan oleh Dandjinou.
"Pasukan khusus Prancis dan Burkinabe terlibat dalam penyelamatan sandera," jelas Dandjinou.
Baca Juga
Saksi mata mengatakan, orang-orang bersenjata itu awalnya memasuki Cafe Cappuccino di dekat hotel tempat staf PBB dan orang-orang Barat menginap. Menteri Dalam Negeri Burkina Faso Simon Compaore mengatakan, 10 jasad telah ditemukan di dalam kafe tersebut.
Para saksi mata melaporkan, mendengar baku tembak antara para pria tersebut dan petugas keamanan, begitu juga tembakan sporadis dari dalam hotel bintang 4 yang terletak dekat bandara internasional.
Kelompok pemantau jaringan teroris, SITE, mengatakan, Al Qaeda Islamic Maghreb (AQIM) mengklaim berada di balik serangan. Mereka menyebut yang beraksi adalah kelompok al-Murabitoun yang berada di gurun Sahara di utara Mali, dan beranggotakan pejuang yang setia pada militan Aljazair veteran Mokhtar Belmokhtar.
Desember 2015, kelompok itu mengumumkan mereka bergabung dengan AQIM. Belmokhtar, komandan bermata satu yang melawan kekuatan Soviet di Afghanistan pada 1980-an, dulunya adalah anggota AQIM yang keluar setelah bersengketa dengan pemimpinnya.
Belmokhtar sudah beberapa kali dinyatakan meninggal, terakhir kalinya oleh serangan udara AS pada 14 Juni tahun lalu di Libya -- menurut pemerintah Libya. Namun kematiannya belum dikonfirmasi secara resmi.
AQIM dan al-Murabitoun mengatakan, mereka adalah pelaku penyerangan hotel di tetangga Burkina Faso, Mali, pada November 2015 yang menewaskan 20 orang.*
Â