Liputan6.com, Jakarta Sebuah spesies buaya penjelajah laut ditemukan di Tunisia, Afrika Utara. Makhluk itu hidup sekitar 130 juta tahun lalu. Rupanya, kisah reptil predator oportunistik itu paling bikin pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Minggu (17/1/2016) penasaran.
Berita yang tak kalah banyak diburu adalah penampakan 'Las Vegas' tempat tinggal semut tertangkap dari citra satelit milik Google Earth. Juga aksi mulia bocah pengumpul 1.000 jaket pun paling memikat pembaca.
Baca Juga
Berikut Top 3 Global selengkapnya.
Advertisement
Ditemukan Buaya Langka Sebesar Bus
Binatang langka itu diberi nama Machimosaurus rex (M. rex) atau "fighting lizard-king" yang berarti raja kadal tempur.
Mahluk itu hidup sekitar 130 juta tahun yang lalu, pada awal periode yang disebut Cretaceous -- masa ketika dinosaurus mendominasi daratan dan reptil raksasa menguasai lautan.
Panjangnya lebih dari 10 meter sebanding dengan ukuran sebuah bus besar. Tengkoraknya saja memiliki panjang mencapai lebih dari 1,6 meter. Ini merupakan hewan jenis "thalattosuchia" terbesar yang pernah ditemukan.
Nama ini mengacu pada kelompok reptil laut yang sudah punah yang erat berkerabat dengan buaya. Hewan itu akan makan apa saja yang terlihat.
Ini Penampakan 'Las Vegas' Tempat Tinggal Semut di Google Earth?
Tak jauh dari Grand Canyon, di dekat sebuah landmark yang disebut Vulcan’s Throne, ada penampakan tak biasa. Dari orbit di angkasa, area tanah di sana terlihat dipenuhi dengan lingkaran-lingkaran aneh yang terlihat tandus.
Apakah ini hasil kerja alien?
Ternyata bukan. Kemungkinan pelakunya adalah semut dalam jumlah yang sangat besar. Sedemikian banyaknya hingga para ilmuwan yang menemukan penampakan itu menyebut wilayah tersebut sebagai 'Las Vegas-nya semut' -- kota tempat tinggal semut seperti Las Vegas.
Aksi Mulia Bocah Pengumpul 1.000 Jaket untuk Tunawisma
Bermodalkan sebuah gerobak kecil, gadis berumur 12 tahun berhati mulia ini mengumpulkan jaket tak terpakai dari sekitar lingkungan tempat tinggalnya di Surprise, Arizona, Amerika Serikat. 4 tahun sudah Makenna Breading Goodrich melakukan aksinya, untuk menyumbangkan pakaian penghalau udara dingin bagi para tunawisma di sekitar tempat tinggalnya.
Hingga 12 Desember 2015, Makenna telah menyumbangkan lebih dari 1.000 jaket ke Phoenix Rescue Mission -- termasuk topi, sarung tangan, selimut, kaus, dan pakaian.
Selain membantu para pemulung, Makenna lewat organisasi bernama St. Vincent De Paul -- pusat rehabilitasi bagi para tunawisma -- juga merupakan seorang relawan dalam sebuah organisasi non profit yang mengumpulkan pakaian untuk disumbangkan.