Liputan6.com, News South Wales - Seorang anggota parlemen yang juga muslimah dari Partai Hijau Australia diinterogasi petugas imigrasi Los Angeles saat ia berkunjung ke AS beberapa waktu lalu. Perempuan muslim pertama di parlemen Australia mengkritik perlakuan petugas karena 'sejarah Pakistan' yang melekat dalam dirinya.
Mehreen Faruqi bertolak ke ASÂ dalam rangka bagian dari mencari dana untuk meloloskan reformasi undang-undang untuk kebijakan obat. Ia juga mengunjungi keluarganya.
Baca Juga
Di bagian imigrasi, petugas bertanya ke dia dan suaminya, "Bagaimana kalian berdua bisa mendapatkan paspor Australia ini?" Pasangan itu lalu digiring ke ruang interogasi.
Advertisement
Sebelumnya, ia dan suaminya diminta untuk melakukan tes sidik jari.
Baca Juga
"Setelah tes sidik jari, kami ditanya bagaimana mendapatkan paspor Australia lalu menggiring kami ke sebuah ruangan untuk diberi pertanyaan. Selamat datang di Amerika," begitu kicau Faruqi dalam Twitternya, seperti dilansir dari ABC.net.au, Sabtu 15 Januari, 2016.
"Pertanyaan seperti kenapa saya masuk ke sini, kapan terakhir ke Pakistan dan ngapain di sana. Lalu kapan terakhir kali ke AS," kata Faruqi.
"Ada banyak emosi berkecamuk selama proses itu berlangsung, dari rasa takut, terintimidasi hingga malu," ujarnya lagi.
Sebelum diinterogasi di ruangan, ia diminta mengisi formulir tentang identitas dan paspornya sempat ditahan. Proses pengecekan terhadap dirinya mencapai lebih dari satu jam.
"Saya merasa ini bagian dari penyaringan yang rasis sehingga menciptakan ketakutan," kata Faruqi.
"Ditanya, dari mana dapat paspor Australia dan latar belakang Pakistan jelas ini sebuah aksi rasis. Tak ada alasan untuk memperlakukan manusia seperti ini. Ini merupakan perlakuan kasar." ujar Faruqi.
Faruqi migrasi dari Pakistan ke Australia pada 1992 dengan keluarga kecilnya. Ia lalu bergabung bersama Partai Hijau pada 2004.