Â
Liputan6.com, Jakarta - Perang Vietnam atau Perang Indocina Kedua menjadi salah satu peristiwa bersejarah yang tak terlupakan di tanah Asia Tenggara. Perang yang terjadi dalam kurun waktu 1957 hingga 1975 itu telah mengakibatkan setidaknya 6.000 orang tewas.
Perang tersebut sejatinya berakhir pada 1975, namun awal berakhirnya pertempuran dimulai dari sebuah pengumuman penting yang dinyatakan Presiden Amerika Serikat Richard Nixon. AS terlibat sebagai pendukung Vietnam Selatan.
Advertisement
Dalam tayangan televisi nasional, Nixon mendeklarasikan perdamaian secara terhormat di Vietnam setelah penandatanganan perjanjian gencata senjata yang diteken di Paris. Gencatan senjata dimulai dari 23-27 Januari 1973.
"Mari kita semua memulai perdamaian dan rekonsiliasi," ujar Nixon, seperti dimuat BBC on This Day.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kami berusaha untuk terus bernegosiasi untuk berdamai. Saya akan melanjutkan langkah damai selanjutnya," imbuh dia.
Dalam kesempatan tersebut, Nixon mengimbau kedua belah pihak yakni vietnam Selatan yang dibeking AS dan Prancis, dan Vietnam Utara yang dibantu Uni Soviet dan China agar saling melepaskan tahanan perang. Dan pasukan Amerika akan ditarik secara bertahap.
Khusus kepada Vietnam Selatan, Nixon mengucap pujian. "Dengan pengorbanan yang kalian lakukan ini, kalian pantas mendapatkan kemenangan bersama ini. Sekarang mari melangkah ke masa depan yang damai."
Dan kepada Vietnam Utara, Nixon menegaskan untuk melanjutkan perdamaian. "Saya sadar ini semua butuh waktu. Tapi kita harus berusaha keras untuk menuju perdamaian ini."
Perang Vietnam yang juga disebut Perang Indocina Kedua ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan Liberal.
Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan Uni Soviet dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang berideologi komunis.
Jumlah korban yang meninggal diperkirakan lebih dari 280.000 jiwa di pihak Vietnam Selatan dan lebih dari 1.000.000 jiwa di pihak Vietnam Utara.
Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutama Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar.
Setelah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun bersatu pada tahun 1976. Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam ini adalah Kim Phuc.
Sejarah lain mencatat pada 23 Januari 1950 terjadi peristiwa Kudeta APRA di Bandung, Jawa Barat yang dipimpin mantan komandan DST (Pasukan Khusus) KNIL Raymond Westerling.