Liputan6.com, New York - Kecoa dipandang sebagai serangga yang hidup di tempat-tempat yang kotor dan gelap. Tak pernah terbayangkan untuk menghubung-hubungkan serangga itu ke dalam dunia percintaan.
Namun, seperti dikutip dari Huffington Post pada Senin (25/1/2016), lain ceritanya dengan Madagascar hissing cockroach atau kecoa berdesis dari Madagaskar yang dipelihara di kebun binatang Bronx di kota New York.
Selama 6 tahun berturut-turut, kebun binatang Bronx mengundang warga untuk membuktikan cinta sejati orang-orang melalui pemberian nama kekasih kepada kecoa-kecoa di sana. Dan promosi ini selalu mendapat sorotan dari media.
Advertisement
Baca Juga
Tahun lalu, seorang penulis Buzzfeed mengusulkan agar menuliskan nama mantan sebagai bentuk pembalasan. Kebun binatang San Francisco juga memiliki gagasan serupa dan memasarkan penamaan kecoa dan kalajengking Valentine sebagai cara menghapus kenangan terhadap mantan.
Nyatanya, gagasan kebun binatang Bronx lebih tepat. Penamaan kepada kecoa berdesis dari Madagaskar justru dipandang sebagai pujian, bukan hinaan. Berikut ini adalah sejumlah alasannya.
Orang yang pernah berusaha membasmi kecoa memahami betapa sulitnya membunuh serangga tersebut. Binatang itu ternyata dapat menahan nafas selama 5 hingga 7 menit, mengembangkan kekebalan terhadap pestisida secara cepat, dan tahan terhadap radiasi ganas yang dapat membinasakan manusia.
Â
Â
Tanpa ada kecoa jantan, jenis serangga tersebut di AS bahkan dapat bertelur. Demikian menurut University of Massachusetts.
Kecoa dianggap memainkan peranan penting dalam ekosistem.
"Mereka menyantap sayuran yang membusuk, hampir semua yang sedang membusuk. Dan kalau tidak ada mereka --rayap, kumbang, dan sejenisnya-- maka dunia ini akan tertimbun dalam sampah. Mereka adalah makhluk pendaur ulang yang penting," kata ahli serangga Nancy Greig kepada The Houston Chronicle.Â
Dan setelah mereka mencerna makanannya, mereka mengembalikan ke tanah melalui nitrogen yang terdapat pada tinja yang sangat penting bagi kesehatan tanaman.
"Punahnya kecoa berdampak besar kepada kesehatan hutan dan dengan demikian -- secara tidak langsung -- kepada seluruh spesies yang hidup di dalamnya,"Â jelas profesor biologi Srini Kambhampati kepada Live Science.
"Bukan hanya itu, kecoa merupakan sumber makanan penting bagi mamalia kecil yang merupakan sumber utama bagi mamalia yang lebih besar," timpal Kambhampati.