Sukses

Sambut Presiden Iran, Italia Tutupi Patung-patung Telanjang

Presiden Iran Hassan Rouhani mengunjungi Italia. Sejumlah perlakuan khusus diberikan.

Liputan6.com, Roma - Presiden Iran Hassan Rouhani mengunjungi Italia pada 26 Januari 2016. Sebagai tuan rumah, pihak Roma berusaha memberi sambutan terbaik.

Misalnya, dengan meniadakan minuman anggur (wine) dalam menu makan malam kenegaraan bersama Presiden Italia Sergio Mattarella pada Senin malam. Ini sesuai permintaan Teheran. Di Iran, ada aturan tegas yang melarang konsumsi alkohol.

Tak hanya itu, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi di Musei Capitolini, museum yang menyimpan artefak kuno Romawi, yang terletak di Piazza del Campidoglio, perlakuan khusus pun diberikan.

Sejumlah patung-patung yang mempertontonkan ketelanjangan juga ditutupi menggunakan semacam bilik yang disusun dari triplek putih.

Keputusan tersebut ditentang sejumlah pihak yang menilai bahwa patung-patung perempuan tanpa busana itu adalah bagian dari sejarah dan identitas kultural Italia.

"Menghormati budaya lain tak berarti menegasikan kultur kita sendiri," kata Luca Squeri, politikus dari partai Forza Italia, yang mendukung PM Silvio Berlusconi, seperti dikutip dari Reuters.

Sejumlah politikus juga menuntut penjelasan dari PM Matteo Renzi soal keputusannya itu.

Pembicaraan Presiden Iran dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi  digelar di Musei Capitolini (Reuters)


Sebelumnya, perdana menteri berusia 41 tahun tersebut menghadapi kritikan senada tahun lalu. Kala itu ia menutupi lukisan-lukisan yang dianggap eksplisit yang dipajang di Balai Kota Florence saat kunjungan putra mahkota Uni Emirat Arab.

Presiden Iran Hassan Rouhani melakukan kunjungan 5 hari ke Eropa dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi setelah penghapusan sanksi terkait program nuklirnya oleh Amerika Serikat dan negara lain.

"Iran adalah negara paling aman dan stabil di wilayah," kata Rouhani di depan para pebisnis Italia, seperti dikutip dari BBC, Rabu (27/1/2016). 

Ia juga menekankan bahwa perkembangan ekonomi juga berperan membantu upaya melawan ekstremisme. Sebab, menurut Rouhani, "Pengangguran menciptakan para militan teroris."

Kontrak bisnis bernilai lebih dari 17 miliar euro ditandatangani dalam dua hari kunjungan Rouhani.

Presiden Rouhani juga bertemu dengan Paus Fransiskus, yang menganjurkan agar Iran bekerja sama dengan negara Timur Tengah lain dalam upaya melawan terorisme dan perdagangan senjata.

Untuk pemimpin Takhta Suci Vatikan itu, Rouhani membawa oleh-oleh karpet Persia buatan tangan.

Setelah dari Italia, Presiden Iran berkunjung ke Paris, Prancis. Perjanjian pembelian lebih dari 100 pesawat Airbus akan difinalisasi dalam pertemuan