Liputan6.com, Naypyidaw - Berakhir sudah aturan parlemen dan junta militer di Myanmar. Rakyat dan para politisi pun merayakananya dengan pesta pora.
Politisi Myanmar yang menyaksikan akhir sesi parlemen dan junta militer yang telah berlangsung selama beberapa dekade, berkaraoke dan menari.
Suasana penuh kebahagiaan pun terlihat. Para politisi terlihat begitu bahagia dengan bernyanyi dan tertawa.
Mulai Senin, mereka akan digantikan oleh anggota parlemen terpilih dalam pemilu bersejarah pada November 2015 lalu.
Aung San Suu Kyi pun mengucapkan terima kasih karena lawannya mau membuka jalan untuk partainya memenangkan pemilihan.
"Saya percaya kita semua bisa bekerja sama untuk negara dan rakyatnya, apakah itu di luar atau di dalam parlemen," kata pemimpin pro-demokrasi itu ke parlemen seperti dikutip dari BBC, Sabtu (29/1/2016).
Â
Advertisement
Baca Juga
Wartawan BBC Jonah Fisher megnatakan, bersenang-senang bukanlah hal umum di parlemen di Nay Pyi Taw, yang sampai sekarang didominasi oleh laki-laki berlatar belakang militer.
"Tapi beberapa jam terakhir dari masa jabatan parlemen 5 tahun, terasa seperti hari terakhir sekolah," kata Fisher.
Pada Senin 1 Februari, partai yang dipimpin Suu Kyi, National League for Democracy atau Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) akan menguasai parlemen. Meskipun seperempat dari kursi di kementerian masih berada di tangan militer.
Salah satu pekerjaan pertama parlemen baru itu adalah memilih presiden, untuk menggantikan Thein Sein yang akan mundur pada akhir Maret mendatang.
Suu Kyi, yang menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah, secara konstitusional dilarang mencalonkan diri karena menikah dengan warga Inggris -- putranya berkewarganegaraan Inggris bukan Burma.
Suu Kyi dan partainya NLD resmi memenangi pemilihan umum Myanmar pada November 2015. Kemenangan tersebut semakin manis usai mereka berhasil merebut kursi mayoritas parlemen Myanmar.
Kepastian kemenangan NLD disampaikan langsung Komisi Pemilihan Umum Myanmar. Mereka menyebut NLD berhasil merebut 348 kursi baik di majelis rendah atau pun majelis tinggi Myanmar mengalahkan Partai yang didukung Militer Myanmar USDP.
Partai USDP yang pernah berkuasa secara absolut di negara yang dulunya bernama Burma ini, dalam pemilu itu cuma mendapat 40 kursi.
Ratusan kursi yang didapat NLD melebihi ambang batas, kursi mayoritas yang ditentukan KPU Myanmar. Yaitu 329 kursi.