Liputan6.com, Naypyidaw - Ratusan anggota parlemen berkumpul dalam gelaran sesi baru pemerintahan di Myanmar.
Mulai Senin di awal Februari 2016 ini, Burma kembali memiliki pemerintah pertama yang terpilih secara demokratis setelah lebih dari 50 tahun.
Baca Juga
Sejak hari itu, parlemen Myanmar akan didominasi oleh anggota dari National League for Democracy (NLD) atau Liga Nasional yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Partai yang memenangkan 80% kursi dalam pemilu yang digelar pada November 2015.
Advertisement
Meski demikian, seperempat dari semua kursi disediakan untuk militer yang memegang peran kunci dalam pemerintahan.
Salah satu pekerjaan pertama parlemen baru itu adalah memilih presiden baru. Namun sebelumnya, seperti dikutip dari BBC, Senin (1/2/2016), akan dilakukan pemilihan ketua, kemudian pemilihan 2 juru bicara.
Baca Juga
Pekan lalu, Aung San Suu Kyi menegaskan partainya akan memilih Win Myint sebagai juru bicara dari Lower House dan Win Khaing Dari untuk Upper House.
Pemimpin saat ini, Thein Sein akan mundur pada akhir Maret. Tetapi Suu Kyi -- yang menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah -- secara konstitusional dilarang mencalonkan diri sebagai presiden karena menikah dengan warga negara asing.
Kendati demikian, Suu Kyi telah mengisyaratkan bahwa dirinya akan tetap berupaya memberikan pengaruh melalui pemimpin baru Myanmar nantinya.
Transisi dari pengaruh militer akan terus dilakukan sampai pemerintahan NLD resmi memulai masa tugasnya pada April.
Militer menggulingkan parlemen terakhir yang dipilih secara demokratis pada tahun 1962.