Liputan6.com, Jakarta - Salah produser ternama asal Australia, Liz Kearney ternyata menaruh perhatian atas perkembangan perfilman Tanah Air. Dia mendorong agar sineas-sineas di Indonesia untuk membuat film dengan genre lebih beragam.
Pernyataan tersebut disampaikan perempuan yang memproduseri film keluarga, Paper Planes saat berkunjung ke kantor Liputan6.com. Menurut dia, film Indonesia kebanyakan hanya berkutat di 3 genre saja.
Baca Juga
"Film Indonesia biasanya film horor, drama dan cinta," ucap Kearney di kantor Liputan6.com, Senin (1/2/2016)
Advertisement
Baca Juga
"Saya harap para sineas di sini bisa lebih serius dalam menggali genre-genre film di luar 3 jenis film tersebut," sebut dia.
Dia menambahkan di negaranya, tidak banyak film Indonesia yang masuk. Kearney menyebut ke depannya hal ini seharusnya tidak terulang lagi.
"Ke depannya sangat penting acara seperti festival film Australia dan Indonesia diadakan lagi. Ini agar film Indonesia bisa lebih dikenal," jelasnya.
Dia pun mengatakan, agar cita-cita supaya film Indonesia bisa lebih dikenal lagi di negaranya terwujud butuh peran aktif dari media. Kearney percaya media merupakan wadah tepat untuk membawa film Indonesia ke Negeri Kanguru.
Kearney datang ke Liputan6.com atas fasilitasi dari Kedutaan Australia di Jakarta. Usai membuat Paper Planes rencananya dia akan memproduksi sebuah dance movie.
Paper Planes
Film Paper Planes yang diproduseri Liz Kearney menceritakan tentang kisah seorang bocah bernama Dylan.
Anak Australia tersebut memiliki antusiasme pada pesawat terbang. Dengan upayanya yang tak mengenal menyerah, ia menjadi peserta kompetisi pesawat kertas (paper planes) tingkat dunia yang digelar di Jepang.
Tak mudah bagi Dylan untuk menjadi juara. Ia menghadapi permusuhan dari saingannya yang manja dan bisa segalanya, juga di tengah suasana duka atas kematian ibunya dalam kecelakaan mobil -- yang membuat hati sang ayah selalu muram.Â
Film keluarga tersebut berkisah tentang perjuangan melawan bullying, semangat pantang menyerah, dan kekuatan cinta -- bahkan dari sang ibu yang sudah terpisah dunia.
"Bagi Dylan, pesawat kertas adalah representasi dari sang ibu yang telah berpulang," kata Liz.
Â