Sukses

Janjikan Gaji Rp 14 Juta, ISIS Rekrut Imigran Miskin di Libya

Libya salah satu 'jalur tikus' imigran Afrika menuju Eropa dipenuhi para pencari suaka yang jadi target ISIS.

Liputan6.com, Tripoli - Kendati Libya telah porak-poranda setelah pemimpin diktaktor Moammar Khadafi digulingkan, negara itu tak berdaya hadapi pendatang dari negara-negara miskin tetangganya.

Mereka datang dari Chad, Mali dan Sudan di mana sulit mencari uang US$1 per hari, bahkan uang lima puluh atau seratus dolar setara dengan pendapatan satu tahun.

Di Libya, mereka transit menuju Eropa sembari mencari peruntungan. Hal itulah yang dimanfaatkan ISIS, kelompok teroris yang kini merajai negara petro dolar tersebut, terutama kota Sirte.

ISIS merekrut para imigran miskin, kelompok itu 'menyontek' gaya Khadafi di masa lalu dengan merekrut ribuan pria Afrika menjadi tentaranya.

Mengiming-imingi gaji US$1.000 atau sekitar Rp 14 juta hingga bonus rumah, kelompok teroris itupun membangun angkatan bersenjata 'army of the poor' yang siap sedia membela ISIS.

Aksi itu membuat pejabat militer Libya tak berdaya.

"Ilegal migran masuk ke Libya itu luar biasa banyak dan mereka berbahya karena memiliki misi bergabung sebagai ISIS sebagai pasukan asing," kata Kolonel Muncf al Walda, seorang polisi senior dari kota Misrata yang berdekatan dengan kota Sirte seperti dilansir dari Telegraph, Selasa (2/2/2016).

"Kebanyakan migran ingin ke Eropa, namun sebagian juga ingin bergabung dengan ISIS. Sayangnya di sini, di Libya, kami tengah berada di tengah-tengah 'jalur tikus' para imigran," tambahnya lagi.

Pemerintah Libya juga menerima tekanan dari pihak Inggris dan Amerika Serikat untuk menerima bantuan militer untuk melibas ISIS. Baik Downing Street dan Pentagon telah menawarkan paket bantuan berupa 1.000 tentara Inggris dan 5.000 tentara Italia untuk melatih militer Tripoli.

Namun, Tripoli khawatir tentang dampak 'Barat' dalam politik mereka kelak. Namun, para diplomat tidak yakin tentara Libya tak mampu melawan ISIS sendirian.

Semenjak berhasil menguasai Sirte tahun lalu, ISIS dipercaya telah membangun angkatan bersenjata dengan 2.000 hingga 3.000 tentara. Kelompok itu berhasil menguasai kota pelabuhan itu sebagai Raqqa kedua.

Janjikan Gaji Rp 14 Juta, ISIS Rekrut Imigran Miskin di Libya. Gedung  Ougadougou conference centre di Sirte(Telegraph)

Pejabat senior Libya yang lain mengatakan bahwa 70 persen tentara ISIS di Sirte merupakan warga asing.

"Mayoritas mereka berasal dari Tunisia, meski saya tidak yakin berapa persen, sementara lainnya berasal dari Sudan, Mesir dan dari Sub-Sahara seperti Chad, Nigeria, Algeria dan Gulf," kata Ismail Shukri, kepala intelijen di Misrata.

"Sayangnya, kami memiliki perbatasan yang besar dan terbuka, serta panjang. Akibatnya menjadi rute favorit para ilegal migran. Itu alasan, kenapa ISIS bisa masuk ke Libya," imbuhnya lagi.

Juru bicara khusus media asing dari Libya's General National Congress menambahkan," Kami mendengar ISIS menjanjikan gaji sebesar US$1.000 buat mereka. Itu uang besar bagi sebagian orang Afrika."

Menurut penduduk lokal Sirte, mereka banyak melihat orang sub-Sahara Afrika di antara para pengikut ISIS.

April tahun lalu, seorang pria yang diduga dari Sudan meledakkan diri di antara perbatasan Sirte dan Misrata, membunuh 6 orang.

 

Video Terkini