Liputan6.com, Finlandia - Perdana Menteri Finlandia, Juha Sipila, pada September 2015 membuat heboh seantero dunia dengan pernyataannya yang bakal membuka pintu rumah keduanya bagi para imigran pencari suaka. Namun, ia tarik janjinya itu.
Sipila yang juga mantan telekomunikasi eksekutif mengatakan bahwa ia terpaksa membatalkan janjinya karena masalah keamanan. Kendati demikian, ia tetap menolong satu keluarga pencari suaka dengan cara lain hingga situasi berubah.
Baca Juga
"Saya sudah mendiskusikan dengan ahli keamanan tentang rencana saya terdahulu apakah aman untuk sebuah keluarga dengan anak-anak tinggal di rumah saya," ujarnya seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (2/2/2016).
Advertisement
Sipila punya satu rumah di dekat ibukota, Helsinki, dan rumah tinggal resmi. Adapun rumah yang rencananya menampung pengungsi berada di kota Kempele. Properti itu jarang ia tempat.
Karena 'janjinya' itu, para politisi saingan dan warga telah menuduh Sipila sebagai orang di balik banyaknya pengungsi masuk ke Finlandia.
Negara itu telah menampung 32 ribu pencari suaka pada 2015. Lebih tinggi 3.600 dibanding tahun 2014.
Gelombang imigran yang bersamaan dengan resesi ekonomi di Eropa telah membuat sentimen anti imigran.