Sukses

WNI di Taiwan: Gempa Kuat Sekali, Saya Hanya Ucap Takbir

Dua orang WNI lainnya yang tinggal di apartemen 14 lantai itu juga tak bisa turun karena sudah keburu disergap rasa takut.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri telah merilis data terbaru yang menyebutkan tak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter yang mengguncang Taiwan, Sabtu dinihari.

Namun begitu, sejumlah WNI ikut merasakan dahsyatnya lindu yang menggoyang ketika mayoritas warga Taiwan tengah tertidur. Seperti diceritakan Reno Fithri Meuthia, dosen asal Indonesia yang tengah menempuh pendidikan S3 di National Kaohsiung University of Applied Science (NKUAS), Taiwan.

Menurut Reno, ketika gempa terjadi pada pukul 3.58 waktu Taiwan atau 2.58 WIB, dia sedang tidur bersama putranya di lantai 10 apartemen yang mereka tempati di Baosing Rd 82-11,10F, Kaohsiung.

"Saya terbangun dan merasakan bangunan bergoyang sangat kuat. Saya tak tahu harus berbuat apa dan hanya mengucap Allahu Akbar sambil melihat ke jendela apartemen," cerita Reno kepada Liputan6.com, Sabtu (6/2/2016).

Ketika itu, kata dia, memang ada keinginan untuk menyelamatkan diri dengan turun dari apartemen. Hanya saja, turun melalui tangga darurat atau lift dari lantai 10 tak memungkinkan dalam kondisi gempa.

"Jadi saya hanya bisa memeluk anak yang tengah tertidur sambil terus berdoa. Setelah gempa selesai baru saya sadar belum mematikan aliran gas di kamar apartemen kami," ujar Reno yang sudah 1,5 tahun tinggal di Taiwan.

Tim penyelamat mengevakuasi sejumlah korban di gedung apertemen yang runtuh akibat gempa 6,4 SR  di Tainan, (6/2). Menurut data meteorologi gempa terjadi pada kedalaman 16,7 kilometer di bawah permukaan laut. (REUTERS/Stringer)

Tak hanya Reno, 2 orang WNI lainnya yang tinggal di apartemen 14 lantai itu juga tak bisa turun karena sudah keburu disergap rasa takut. Tapi warga yang tinggal di lantai 2 dan 3 apartemen sempat turun melalui tangga darurat.

"Di sekitar Kota Kaohsiung ini ada 15 orang WNI. Dan dari hasil saling kontak setelah gempa, alhamdulilah semuanya selamat. Bangunan atau apartemen di Kaohsiung juga tak ada yang sampai roboh," ujar dia.

Diakui Reno, kondisi paling parah akibat gempa terjadi di Kota Tainan, yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan darat dari Kaohsiung. "Syukurnya, setelah konfirmasi ke teman-teman (WNI) yang di Tainan, alhamdulilah mereka semua dalam kondisi aman," pungkas Reno.

 

Puluhan Orang Dirawat

Sebelumnya dilaporkan, gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang selatan Taiwan pagi tadi dari kedalaman 16,7 km. Lindu yang terjadi pada pukul 03.57 waktu setempat tersebut meruntuhkan 2 gedung hunian di kawasan Wei Guan, Tainan, Taiwan.

Laman Xinhua melaporkan, lebih dari 127 orang telah berhasil dievakuasi dari reruntuhan salah satu gedung setinggi 17 lantai.

Sebuah bangunan yang rusak terlihat setelah gempa 6,4 SR mengguncang Tainan, Taiwan Selatan (6/2). Gempa terjadi pukul 4 subuh tadi telah menghancurkan beberapa apartemen di kawasan Wei Guan, Tainan, Taiwan. (REUTERS/Stringer)

Sebanyak 29 orang di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit. Dikabarkan ada lebih dari 200 orang yang tinggal di gedung tersebut.

Disebutkan, seorang bayi berumur 10 hari dan pria 40 tahun kini berada dalam kondisi kritis.

Sementara laman USA Today melaporkan, sebanyak 34 warga telah dievakuasi dari bangunan lain setinggi 16 lantai di Wei Guan. Gedung itu dihuni 150 keluarga.

Akibat gempa tersebut, sejumlah saluran air dan pipa gas rusak. Sementara bunyi sirine tak henti-hentinya meraung.