Liputan6.com, Melbourne - Bunga duka cita, foto mendiang, dan bangku-bangku untuk para pelayat -- hari itu digelar upacara perkabungan untuk Noela Rukundo -- yang memalsukan kematiannya sendiri.
Perempuan yang tinggal di Melbourne, Australia tersebut punya maksud di balik itu semua. Ia ingin memberi kejutan untuk suaminya, Balenga Kalala.
Pagi itu, sekitar pukul 07.30, lelaki itu berdiri di muka rumah. Ia menyambut para pelayat yang datang mengucapkan duka cita, memberikan penghiburan, juga uang sumbangan.
Advertisement
Kepada para rekan dan keluarga, pria itu mengatakan bahwa pasangannya meninggal akibat kecelakaan di Afrika.Â
Â
Baca Juga
Saat itulah, hal yang paling tak ia duga terjadi. Ketika mengantar tetamu ke mobil mereka, sebuah kendaraan berhenti di muka rumah. Noela membuka pintu dan melangkah ke luar.
Balenga pun terkejut bukan kepalang. Mata pria itu terbelalak, satu tangannya naik, memegangi kepalanya yang goyah. "Betulkah apa yang kulihat? Apakah kau hantu?" kata dia, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (6/2/2015).
Noela pun menjawab, dengan nada ceria, "Kejutan! Aku masih hidup!"
Sang suami bahkan menyentuh bahu Noela, untuk memastikan ia nyata, bukan makhluk halus.
Apa niat Noela mengejutkan suaminya sendiri?
Semua berawal dari insiden beberapa hari sebelumnya. Dari Melbourne, Noela pergi ke Afrika Timur, untuk menghadiri pemakaman ibu tiri yang ia sayangi.
Saat berada di luar sebuah hotel di Bujumbura, ibukota Burundi, seorang pria tak dikenal meringkusnya, menutup mata Noela dengan kain, dan mengirim perempuan itu ke sebuah bangunan. Ia tak berdaya di depan todongan senjata.
Perempuan itu keluar hotel atas saran suaminya -- yang menelepon dari Australia. Untuk 'mencari udara segar'.
Sampai di tujuan, Noela mendengar suara beberapa pria yang ternyata pembunuh bayaran. "Hei, kau perempuan. Apa yang sudah kamu lakukan sampai-sampai pria ini membayar kami untuk menghabisimu," kata mereka.
Noela pun bingung. "Apa yang kalian katakan," dia bertanya, menuntut jawaban.
Bos geng pembunuh bayaran kemudian mengaku, diminta bantuan untuk membunuh Noela.
"Bohong! Suamiku tak mungkin menyuruh seseorang membunuhku," kata Noela, mengisahkan pengalaman buruknya itu.
Pernyatannya itu disambut tamparan di pipi, disambung derai tawa. "Kau bodoh," kata mereka.
Lalu, para pembunuh bayaran itu meminta Noela mendengarkan percakapan mereka dengan suaminya, lewat telepon genggam.
"Kami telah mendapatkannya," kata pemimpin geng.
"Bunuh dia," itu suara suaminya.
Penjahat yang Punya 'Prinsip'
Penjahat yang Punya 'Prinsip'
Alih-alih melaksanakan perintah, geng pembunuh bayaran itu melepaskan Noela dua hari kemudian. Alasannya, mereka tak sudi membunuh perempuan dan anak-anak. Dan lagi, para centeng itu rupanya mengenal kakak korban.
"Kami memberimu kesempatan 80 jam untuk meninggalkan negara ini," kata mereka.
Anggota geng tersebut memperingatkan bahwa suami Noela serius ingin menghabisinya. Mereka mengaku, Balenga telah membayar uang pangkal pada November 2014.
Meski punya 'prinsip', geng itu mencari kesempatan untuk memeras Balenga. Dengan mengatakan upah pembunuhan itu naik.
Saat bebas, perempuan itu tak hanya membawa dirinya, tapi juga ponsel dan bukti lain berupa dokumen transfer uang untuk membongkar kejahatan suaminya.
Dengan bantuan Kedutaan Besar Kenya dan Belgia, juga pastornya di Melbourne, Noela akhirnya bisa pulang ke Australia pada 22 Februari 2015 -- siap memberi kejutan pada suaminya yang pengkhianat. Caranya, dengan memalsukan kematiannya sendiri.
Balenga Kalala awalnya membantah bersalah. Namun, akhirnya, ia mengakuinya dalam pembicaraan telepon yang diam-diam direkam polisi.
Pria itu kemudian ditahan dan dijatuhi hukuman 9 tahun penjara atas dakwaan menghasut pembunuhan.
Rupanya tak semua orang simpati pada Noela. Ia menerima serangan balik dari anggota komunitas Afrika di Melbourne, yang marah karena perempuan itu melaporkan suaminya pada polisi.
Noela beberapa kali menerima pesan bernada mengancam, pintu belakang rumahnya pun dirusak, entah oleh siapa.
Apapun, perempuan tangguh itu bertekad untuk kuat, demi 8 anaknya. "Aku tahu, suamiku adalah sosok yang kasar. Namun, aku sama sekali tak menyangka ia tega membunuhku," kata dia.
"Tapi aku tetap akan berdiri, sebagai perempuan tangguh. Apa yang pernah menimpaku sudah jadi masa lalu. Kini aku memulai lembaran baru."
Noela mengatakan, sang suami tak bisa menjelaskan pada polisi alasannya berniat membunuh pasangan hidupnya.
"Terkadang, iblis bisa merasuki seseorang untuk melakukan sesuatu. Namun setelahnya, ia akan berpikir, 'Mengapa aku melakukannya'," kata Noela.
Advertisement