Sukses

5 Masalah Palestina yang Tak Kunjung Usai

Namun, Indonesia optimis KTT Luar Biasa OKI di Jakarta akan menghasilkan kontribusi untuk memerdekakan Palestina.

Liputan6.com, Jakarta - Pada awal Maret nanti, Jakarta menjadi tuan rumah pertemuan kepala negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Konferensi luar biasa ini dihelat untuk membahas persoalan Palestina khususnya Yerusalem.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, digelarnya pertemuan luar biasa OKI itu, karena masalah Palestina dan Yerusalem sudah mendesak untuk diselesaikan.

Bukan cuma itu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda ini bahkan mengatakan ada 5 masalah utama terkait Palestina yang harus diselesaikan.

"Paling tidak sekarang ada 5 isu yang belum terselesaikan, border, Yerusalem, keamanan, pengungsi dan negara Israel," ucap Retno di Gedung DPR, Jakarta pada Selasa (9/2/2016).

Oleh sebab itu, Menlu menegaskan, dirinya optimis KTT Luar Biasa OKI di Jakarta akan menghasilkan kontribusi untuk memerdekakan Palestina.

"Harapan kita dalamKTT nanti selainpoliticalstatement, ini bisa menegaskanactionoriented. Sehingga kita minta perhatian baik dari negaraOKI atau dunia," jelasRetno.

Selain itu, Retno menyebut Indonesia tak semberang mau jadi tuan rumah KTT OKI. Tidak cuma karena diminta Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, setidaknya ada 3 alasan lain yang memperkuat kemauan Indonesia jadi tuan rumah KTT OKI.

"Pertama situasi al-quds atau di Yerusalem semakin memprihatinkan," tegas perempuan yang juga menjabat Dubes Indonesia untuk Norwegia ini.

"Kedua negosiasi negara kwartet sudah terhenti sejak Maret 2015. Ketiga ini menunjukkan kepedulian kita (untuk kemerdekaan Palestina) sesuai dengan mandat konstitusi," ujar Menlu Retno lagi.

2 dari 2 halaman

Caplok Tanah

Caplok Tanah

Insiden teranyar di Palestina terjadi pada medio Januari 2016. Hal ini terkait rencana Israel mencaplok seluruh sebagian besar wilayah Tepi Barat dekat dengan Yeriko, yang tak jauh dari perbatasan Yordania.

Parahnya lagi, Israel berencana menyerobot tanah Palestina sebesar 154 hektar. Perampasan tanah ini pun merupakan yang terbesar kedua sejak Agustus 2014 lalu.

Tanah yang diambil Israel rencananya akan dipakai Palestina sebagai wilayahnya ketika merdeka nanti. Wilayah-wilayah yang dinginkan Palestina jadi bagian negaranya adalah Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur.

Israel merebut wilayah-wilayah itu pada 1967 seusai perang Timur Tengah.

Saat ini ada sekitar 55 ribu pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Sementara di 2 wilayah itu lebih dari 3 juta hidup di daerah tersebut.

Wilayah itu sampai saat ini masih disengketakan kedua negara. Meski demikian, rencana Israel tersebut langsung mendapat kecaman komunitas internasional.