Liputan6.com, Munich - Negara-negara besar hari ini setuju untuk menghentikan permusuhan di Suriah. Aksi ini akan dimulai pada minggu mendatang, diikuti dengan bantuan kemanusiaan ke beberapa kota yang dikepung oleh rezim Presiden Bashar al-Assad. Kendati demikian, mereka gagal untuk menjalankan gencatan senjata atau menghentikan pengeboman oleh Rusia.
Pertemuan yang diadakan secara maraton di Munich terjadi akibat gagalnya dialog perdamaian yang sejatinya terjadi minggu lalu.
Namun, dalam keterangannya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengakui, pertemuan Munich hanyalah menghasilkan komitmen di kertas saja.
"Yang harus kita lihat dalam beberapa hari mendatang adalah tindakan di lapangan," kata Kerry seperti dilansir Reuters, Jumat (12/2/2016).
Advertisement
"Tanpa transisi politik, sangat tidak mungkin menghasilkan perdamaian," tambah Kerry lagi.
Baca Juga
Tapi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sudah mewanti-wanti bahwa Moskow tidak akan menghentikan serangan udara ke Suriah. Ia mengatakan, penghentian permusuhan tidak berlaku bagi ISIS dan Al-Nusra--kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. ISISÂ juga mengontrol sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.
"Kami akan terus lakukan serangan udara untuk melawan organisasi tersebut," ujar Lavrov.
Namun AS dan Eropa mengatakan, hanya sedikit target kedua grup itu yang diserang oleh Rusia. Sebagian serangan justru ditargetkan kepada oposisi al-Assad.
Menlu Inggris Philip Hammond mengatakan, penghentian permusuhan hanya akan sukses jika Rusia menghentikan serangan udara.
Selain itu, pertemuan menghasilkan join communique yang akan mengurusi bantuan kemanusiaan.
"Akses harus segera dibuka bagi kelompok kemanusiaan ke kota-kota yang terkepung. Mereka harus mendapatkan bantuan yang utuh, berkesinambungan dan keleluasaan akses di seluruh negara," tulis pernyataan join communique.
Â