Liputan6.com, Cadiz - Seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Spanyol ini membolos kerja selama lebih dari 6 tahun. Tak ada yang mengetahui keberadaannya di kantor.
Ulahnya itu ketahuan justru ketika PNS itu dipandang layak mendapatkan penghargaan atas masa bakti selama 20 tahun. Wakil wali kota setempat menyadari ketiadaan Garcia ketika akan memberikan penghargaan atas masa baktinya sebagai pegawai.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Sabtu (13/2/2016), pegawai bernama Joaquin Garcia (69) yang merupakan seorang penyelia pengolahan air limbah itu akhirnya didenda 27.000 euro atau sekitar Rp 409 juta. Namun pria itu membantah tuduhan membolos yang dialamatkan kepadanya.
Advertisement
Melalui pengacaranya, Garcia mengatakan ia telah menjadi korban 'bullying' politikus di tempat kerjanya dan dipindahkan ke bagian yang tak memiliki kegiatan.
Pengadilan yang memenangkan pihak Tata Kota tempat Garcia bekerja kemudian memerintahkan pria itu membayar denda yang setara dengan gaji setahun (setelah pajak). Angka itu merupakan angka terbesar yang dapat diminta kembali oleh kantornya.
Baca Juga
Garcia di perusahaan air minum daerah di barat daya Kota Cardiz itu digaji 37.000 euro (sebelum pajak) per tahun. Angka itu setara dengan Rp 561 juta.
Garcia kemudian menulis permohonan kepada sang wali kota agar tak membayar denda. Ia juga meminta peninjauan kembali keputusan denda tersebut.
Harian di Spanyol menjulukinya ‘el funcionario fantasma’ yang berarti pegawai siluman.
Menurut keterangan pengadilan setempat, atasan di perusahaan tempat Garcia bekerja mengaku tak pernah melihat pegawainya itu di kantor. Awalnya Garcia dikira berada di kantor pemerintahan daerah (pemda).
Sebaliknya, kantor pemda menyangka Garcia tengah di perusahaan daerah air minum tersebut. Padahal ia tak berada di kedua tempat.
Orang-orang di sekitarnya mengatakan kepada harian El Mundo di Spanyol, bahwa Garcia tidak mengadukan perasaannya dijadikan korban ‘bullying’ karena memiliki tanggungan keluarga. Ia khawatir tidak bisa lagi mendapatkan pekerjaan lain karena usianya.
Mereka mengatakan bahwa Garcia memang pergi ke kantor setiap hari, meski tak sampai akhir jam kerja di kantor. Selama itu ia disebut-sebut kerap menghabiskan waktunya dengan membaca buku tentang filsafat.