Liputan6.com, London - Ericka Duffy bekerja sebagai pembuat parfum. Namun, bukan hanya itu. Di bidangnya, ia belum pernah menemukan orang yang memiliki pekerjaan sama persis dengannya.
Selain menciptakan aroma parfum, ia bekerja membuat aroma khas untuk festival film, membuat minuman beralkohol, dan membuat aroma yang terinspirasi dari pesta cocktail.
Baca Juga
Setelah bekerja di bagian parfum di pusat perbelanjaan, Ericka (36) melatih dirinya untuk membedakan aroma berbeda. Ia mengembangkan produk wewangiannya sendiri selama 7 tahun, dan sudah pernah bekerja untuk Lush dan Gorilla Perfumes.
Advertisement
"Anda melatih hidung Anda seperti halnya ahli wine melatih indra perasa mereka, mempelajari bahan-bahan dan bekerja dengan itu, melakukan investigasi dan riset," ungkap wanita asal Inggris ini pada Independent. "Jika Anda punya bakat, Anda bisa berlatih sendiri di tempat-tempat yang biasa, seperti rak bumbu," tuturnya.
Baca Juga
Ericka paling menikmati proses menciptakan suasana era berbeda dengan wewangian. Ia baru-baru ini membantu menciptakan seperangkat hadiah minuman berlkohol Courvoisier terinspirasi dari 'Golden Age' Paris, bersama dengan ahli parfum lainnya Euan McCall.
Bukan hanya aroma bunga atau tumbuhan, ia juga membuat wewangian dari kopi, koper bahan kulit, dan uap kereta.
Mereka ulang aroma bahan kulit terdengar aneh, tapi Ericka memanfaatkan pengetahuannya akan aroma ribuan bahan alami dan sintesis.Â
Ia juga tak selalu 'hidup di masa lalu'. Dalam mengembangkan resep cocktail, ia menggunakan dehydrators dan bubuk kering untuk memberi sensasi makanan angkasa luar, bertema masa depan.
Menurutnya, pekerjaan ini melibatkan sisi sains, hanya saja dilakukan dengan pendekatan artistik.
"Saya menikmati bagaimana hasil karya saya akan berlalu," ucapnya. "Baik lilin atau cocktail, semuanya akan habis. Itu hebat, tak ada peninggalannya.