Sukses

10 Ribu Warga Digusur Demi Rekor Teleskop Pencari Jejak 'Alien'

Dengan biaya pembangunan 1,2 miliar yuan atau sekitar Rp 2,4 triliun, FAST akan mengalahkan teleskop radio terbesar di dunia.

Liputan6.com, Guizhou - Dalam rangka pembuatan teleskop radio terbesar di dunia, pemerintah China bersiap untuk merelokasi hampir 10 ribu penduduknya. Mereka yang berada di barat daya Provinsi Guizhou akan digusur alias dipindah, guna menghindari gangguan elektromagnetik.

"Teleskop ini akan melanjutkan pencarian kehidupan lain di alam semesta," kata ilmuwan pemimpin proyek kepada kantor berita negara China seperti dikutip dari BBC, Rabu (17/2/2016).

Jika rampung nanti, teleskop terbesar saat ini di Puerto Rico tak ada apa-apanya. Aperture Spherical Radio Telescope (FAST) dengan lebar 500 meter ini rencananya akan beroperasi tahun ini.

Dengan biaya pembangunan 1,2 miliar yuan atau sekitar Rp 2,4 triliun, FAST akan mengalahkan teleskop radio terbesar di dunia yaitu Arecibo Observatory Puerto Rico -- yang memiliki lebar 300 meter.

Menurut Kantor berita Xinhua, pejabat Provinsi Guizhou telah berjanji akan merelokasi 9.110 penduduk yang tinggal dengan radius 5 kilometer dari alat tersebut pada September nanti.

"Relokasi ini akan menciptakan lingkungan gelombang elektromagnetik suara," demikian diberitakan kantor berita tersebut mengutip pernyataan pejabat setempat, Li Yuecheng.

Penduduk dikabarkan akan menerima ganti rugi 12 ribu yuan atau sekitar Rp 24 juta, serta tambahan potongan harga untuk perumahan.

"Teleskop dengan tingkat sensitivitas tinggi ini akan membantu kita mencari jejak kehidupan lain di luar galaksi," ucap Direktur Jenderal Astonomical Society China, Wu Xiang Ping.

Sebelumnya, China juga telah merelokasi ratusan ribu orang untuk membuat proyek-proyek infrastruktur besar seperti bendungan dan kanal. Banyak yang mengeluhkan bahwa mereka mendapat kompensasi yang buruk.

Sejalan dengan peningkatan investasi dalam astronomi, Beijing juga mempercepat program eksplorasi ruang angkasa yang bernilai multi-miliar dolar dengan rencana untuk membuat stasiun orbit permanen pada tahun 2020.

 

Video Terkini