Sukses

Dubes Australia Berbagi Kisah Soal Media Sosial

Followers akun Twitter @DubesAustralia meningkat dua kali lipat dalam setahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Social Media Week Jakarta menggandeng Kedutaan Australia untuk berbagi cerita tentang perubahan diplomasi seiring dengan pesatnya perkembangan media sosial.

Dengan mengusung tema Hashtag and Hackathons: How Social Media is Transforming Diplomacy, acara yang berlangsung hari ini, Jumat (26/2/2016), di The Hall, Senayan City itu mengundang Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Penasihat serta Sekretaris Utama Kedutaan Australia di Jakarta, Nicola Nixon dan Ben Davey.

Saat berbicara di sesi pertama, Paul Grigson menjelaskan tentang bagaimana media sosial dimanfaatkan sebagai salah satu wadah untuk berdiplomasi.

Duta besar yang menggemari media sosial berlogo burung berwarna biru itu juga mengungkapkan tentang meningkatnya jumlah pengikut akun Twitter @DubesAustralia.

Dalam setahun, jumlah followers meningkat dua kali, dari 8.333 di awal 2015 menjadi 14.431 saat ini. Topik yang paling sering dibahas adalah pendidikan, food and beverages, dan keyakinan. 

Menggunakan bantuan media sosial, Kedutaan Australia mencoba berdiplomasi dengan menggunakan 3 cara yaitu fashion, musik, dan film.

Untuk bidang fashion, beberapa perancang Australia turut memamerkan koleksinya dalam acara seperti Jakarta Fashion Week. Di bidang film, pada Januari 2016 lalu pihak kedutaan juga menggelar Australian and Indonesian Film Festival dan kompetisi film pendek yang diperuntukkan bagi kalangan pelajar.

Dalam memanfaatkan media sosial, Kedutaan Australia tidak ingin menggunakannya hanya untuk menyebar informasi, namun ia ingin komunikasi berlangsung dua arah. Tujuannya agar Kedutaan Australia bisa berinteraksi dengan menjawab pertanyaan serta mengoreksi kesalahpahaman.

Paul Grigson mengungkapkan, dalam menggunakan media dia tidak suka melakukan propaganda. Menurut dia, kunci penting dalam memanfaatkan wadah tersebut ada dua hal.

Pertama, mempresentasikan informasi berdasarkan fakta yang dikemas secara menarik, baik melalui foto maupun video. Kedua, ia menyebutnya dengan istilah genuine voice dan mendorong orang lain agar terlibat.

Tidak hanya aktif di Facebook dan Twitter, Dubes Australia juga menggunakan Instagram. Ia berusaha memanfaatkan beragam media sosial dalam berdiplomasi.

Dalam sesi kedua yang diisi Penasihat Kedutaan Australia di Jakarta, Nicola Nixon, dijelaskan tentang beberapa aplikasi yang dibuat Australia dengan kolaborasi bersama pihak Indonesia. Di sesi terakhir yang diisi oleh Ben Davey, dijelaskan tentang games bernama next door land.